Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyebut enam calon kepala daerah (cakada) di Pilkada Serentak 2020 meninggal akibat virus korona (covid-19). Mayoritas yang meninggal merupakan calon petahana.

"Satu bakal calon, empat petahana kepala daerah, dan satu calon yang meninggal akibat covid-19," ujar peneliti Perludem Nurul Amalia Salabi, dalam diskusi virtual, Senin, 5 Oktober 2020.

Amalia merinci cakada pertama yang gugur akibat covid-19 yakni calon petahana Bupati Halmahera Timur, Maluku Utara, Muhammad Din Ma'abud. Muhammad Din meninggal setelah pingsan saat berorasi pada 4 September 2020. Posisinya digantikan oleh saudara ipar dari adik Muhamad Din, Ubaid Yaqub.  

Cakada kedua yang meninggal yakni mantan Bupati Karo, Sumatra Utara, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti. Kena Ukur wafat pada 6 September 2020.

"Digantikan oleh anak perempuannya yaitu Yus Feliska Surbakti," tuturnya.

Baca: 70 Cakada Pelanggar Protokol Covid-19 Dapat Surat Peringatan Bawaslu

Kemudian, cakada ketiga yang meninggal akibat covid-19 yakni calon petahana Bupati Berau, Kalimantan Timur, Muharram. Muharram meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit pada 22 September 2020.

"Saat melakukan tes kesehatan sebagai syarat pencalonan pilkada beliau dinyatakan positif. Almarhun digantikan istrinya, Sri Juniarsih," tuturnya

Cakada yang keempat yang meninggal merupakan calon petahana Bupati Majene, Sulawesi Barat, Fahmi Massiara. Fahmi tutup usia pada 28 September 2020.

"Dua hari setelah kampanye berlangsung, meninggal. Fahmi digantikan istrinya Fatmawati Fahmi," jelasnya.

Cakada kelima yakni calon Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma. Adi meninggal akibat covid-19 pada 1 Oktober 2020.

Terakhir, cakada yang meninggal akibat covid-19 yakni calon petahana Bupati Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Ibnu Saleh. Ibnu meninggal pada Minggu, 4 Oktober 2020.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((AZF))