Jakarta: Umat Katolik diminta bersiap menghadapi Pilkada serentak pada Juni 2018. Mereka tak boleh absen menggunakan hak pilih dalam pesta demokrasi tersebut.
"Supaya menggunaakan hak pilih, karena hak itu adalah tangggung jawab mereka sebagai warga negara," kata Uskup Agung Ignasius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu, 1 April 2018.
Pun demikian, umat katolik diimbau tak memilih sembarang calon kepala daerah. Suharyo menyebut perlu pertimbangan matang menentukan pilihan. Prinsipnya, harus sesuai dengan suara hati dan analisa di lapangan.
"Melihat
track recordnya seperti apa. Yang jelek ya jangan dipilih," imbuhnya.
Suharyo menyebut nantinya akan ada edaran dari perwakilan gereja katolik seluruh Indonesia. Prinsipnya sama, umat diminta menggunakan hak pilih dan mendasarinya dengan bijak.
Baca: Bamsoet Khawatir Peredaran Uang Palsu Terkait Pilkada
Pihak gereja juga tak akan memilih arahan untuk umat memilih calon A atau B. Semua keputusan itu harus berasal dari umat tanpa diintervensi pihak manapun.
"Tidak akan pernah gereja katolik memilih mengatakan memilih A memilih B, tidak akan pernah," katanya.
Menurut Suharyo, persatuan gereja katolik sebagai institusi tak akan pernah mengarahkan jemaat dalam elektoral. Sebab pilihan setiap orang murni merupakan kehendak mereka. Sehingga hal tersebut bukan kewenangan dari pihaknya.
Baca: Masyarakat Diharap Melaporkan Indikasi Politik Uang
"Karena fungsi kami, orang-orang seperti kami adalah menjaga persatuan, dan umat katolik itu orientasi politiknya berbeda beda dan itu harus kita satukan," imbuhnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DMR))