Pangkalpinang: Calon Wakil Wali Kota Pangkalpinang Dessy Ayutrisna, mengusung program kerja yang berfokus pada pendampingan dan advokasi untuk perempuan dan anak. Program ini dilandasi terhadap tingginya kasus kekerasan yang marak terjadi.
Hingga Juli 2025, tercatat 74 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pangkalpinang, terdiri dari 26 kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), 29 kasus Kekerasan terhadap Anak (KTA), dan 19 kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KTP).
"Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak harus ditonjolkan. Pangkalpinang harus ramah perempuan, ramah anak, dan memberi ruang yang aman bagi mereka," kata Dessy.
Dessy meyakini bahwa tingginya angka kekerasan sebagian besar dipicu oleh masalah ekonomi. Oleh karena itu, selain memberikan bantuan hukum gratis bagi korban, ia juga berencana memperbaiki ekonomi warga.
"Saya juga mau fokus untuk membenahi masalah ekonomi warga Pangkalpinang. Caranya, salah satunya dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ujarnya.
Tingginya angka pengangguran, terutama akibat PHK menjadi perhatian utama. Dessy menyebut keluhan ekonomi menjadi isu merata di kalangan ibu-ibu yang ditemuinya.
"Selama saya bertemu dengan warga, keluhannya merata, terutama ibu-ibu, rata-rata mereka mengeluhkan masalah ekonomi, bagaimana supaya dapur mereka tetap ngebul, anak bisa sekolah, dan kesehatan terjamin. Itu prioritas saya," katanya.
Menurut Dessy, pelaku UMKM harus diwadahi dengan benar agar dapat merasakan manfaat ekonomi secara maksimal. Ia ingin merangkul para Pedagang Kaki Lima (PKL) kuliner dan menyatukan mereka dalam sebuah pusat kuliner Pangkalpinang.
"Jadi membuka pusat kuliner, memudahkan warga mencari makanan sekaligus menambah penghasilan para PKL. Jadi semua hal itu harus dikerjakan dengan hati, sehingga memberi manfaat bagi semuanya," ujar Dessy.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))