Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengingatkan seluruh pihak yang bertanggung jawab atas
Pemilihan Kepala Daerah (
Pilkada) 2020 untuk sigap selama pandemi virus korona (
covid-19). Penyebaran penyakit membuat tantangan pilkada semakin berat.
''Harus ada sikap responsif untuk menjawab kebutuhan yang ada, khususnya terkait ketersediaan regulasi yang memadai,'' kata anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini seperti diberitakan
Media Indonesia, Rabu, 18 November 2020.
Menurut dia, penyelenggara mesti terus mengevaluasi apakah Pilkada 2020 tetap bisa dijalankan di tengah pandemi atau harus ditunda. Simulasi pemungutan hitung harus terus dilakukan untuk memotret secara utuh detail teknis pelaksanaan pemilihan dengan protokol kesehatan.
Baca:
DKPP Temukan Kampung Blak-Blakan Siap Terima 'Serangan Fajar'
Titi mengingatkan dampak pilkada serentak yang tetap harus digelar dalam kondisi pandemi semakin berat, rumit, kompleks, dan mahal. Hal ini lantaran penyesuaian tata cara, prosedur, dan mekanisme pengelolaan pemilihan untuk selaras dengan protokol kesehatan.
''Terjadi adaptasi dan transformasi metode kampanye. Diarahkan agar dilakukan secara virtual/daring atau via media sosial. Kemudian, akses pemilih pada sumber informasi pemilihan (terkait proses dan kontestan) menjadi lebih terbatas atau tidak sebanyak sebelumnya. Ruang gerak dan interaksi peserta dan pemilih lebih terbatas. Dan yang krusial ada risiko terhadap kesehatan dan keselamatan warga negara,'' jelas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))