medcom.id, Jakarta: Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengawali
blusukan hari ini di Jalan Mesjid Bendungan, Cawang, Jakarta Timur. Sebelumnya, Djarot meresmikan perpustakaan milik wakil sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, Eva Sundari, yang diperuntukkan bagi warga setempat.
Selain membuat perpustakaan, Eva juga mewakafkan halaman rumahnya untuk digunakan sebagai sarana kegiatan warga, seperti; tempat belajar anak-anak, rapat RT/RW, sampai kegiatan keagamaan. Di tempat itu, Eva sekaligus membuat posko Basuki-Djarot (Badja), untuk pusat informasi warga soal kinerja Ahok-Djarot.
Baca: Spanduk Penolakan tak Gentarkan Djarot buat Blusukan
Djarot mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan itu. Djarot menyebut sikap kegotongroyongan sudah dibiasakan di partai berlambang banteng moncong putih.
"Inilah bentuk kegotongroyongan yang merupakan jati diri dan budaya bangsa Indonesia. Oleh sebab itu ini bisa untuk kegiatan warga masyarakat di sini," ujar Djarot di lokasi, Kamis (1/12/2016).
Djarot mengungkapkan, tempat itu disediakan bukan hanya bagi pemenangan Basuki-Djarot. Tetapi juga untuk kebaikan warga Jakarta agar bisa memilih pemimpin. Sebab warga sebagai pemilik hak suara perlu memilih pemimpin yang mau melayani.
"Jadi pemimpin itu tugasnya melayani rakyatnya. Jangan hanya saat kampanye saja menyapa rakyatnya, sudah jadi pemimpin lupa," terang Djarot.
Baca: Djarot Minta Bawaslu Tegas
Karena tugasnya melayani warga, pemimpin harus mengetahui permasalah warganya dengan berdialog. Djarot mengungkapkan, Ahok-Djarot biasa berdialog dan menerima aduan warga di Balai Kota.
Djarot menambahkan, menjadi pemimpin itu bukan untuk disalahgunakan mendapatkan uang dari rakyat. "Tugasnya pemimpin paling utama melayani warganya sepenuh hati, bukan dapat kekuasaan digunakan untuk korupsi. Katakan tidak pada korupsi," tandas mantan Wali Kota Blitar itu.
Perlahan namun pasti, kata Djarot, kepemimpinannya bersama Ahok untuk mereformasi birokrasi dan menuntaskan masalah banjir Jakarta. Djarot berharap warga bisa menentukan pilihan dengan tepat.
"Sekarang tergantung ibu-ibu sekalian, apakah ini kita teruskan, tuntaskan atau kembali ke zaman kegelapan," ungkapnya.
Djarot pun optimistis warga masih ingin kepemimpinan Ahok-Djarot dilanjutkan. Meski, beberapa penolakan kerap terjadi saat keduanya blusukan. Djarot masih tetap menemukan warga yang antusias dengan kehadirannya.
"Kenapa kita digitukan, karena mereka memandang Basuki-Djarot kuat. Yang kuat selalu diuji. Semakin diuji semakin kuat, sekuat baja, hati kita sekeras baja," tandas Djarot.
Kemudian Djarot melanjutkan kegiatan blusukannya. Seorang warga setempat sempat meneriaki Djarot dan menolak kedatangan Djarot.
Seorang pria berpeci putih meneriaki Djarot. "Tolak penista agama! Tolak penista agama! Allahu Akbar!," teriak pria itu sambil duduk santai dan sesekali sempat mengisap rokoknya di sebuah posko.
Namun Djarot tetap berjalan santai di depan pria itu dan tidak terprovokasi. "Enggak apa-apa, enggak apa-apa," ucap Djarot.
Seorang relawan sempat terpancing amarahnya. Namun relawan lainnya masih mampu menahan sehingga kegiatan kampanye Djarot masih bisa berjalan normal.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))