Ilustrasi holding perbankan syariah. Foto: dok BCA
Ilustrasi holding perbankan syariah. Foto: dok BCA (Win Muhammad Adab)

Bank Syariah Indonesia, Lompatan Tinggi di Pentas Dunia

Win Muhammad Adab • 02 Februari 2021 16:53
SEJARAH baru perbankan Indonesia telah dimulai. Adalah kelahiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Bank syariah BUMN terbesar di Indonesia ini akhirnya secara resmi didirikan oleh pemerintah Indonesia, di Istana Merdeka. Peresmiannya dihadiri Presiden Joko Widodo, Senin, 1 Februari 2021.
 
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi berharap BSI bisa mengantarkan Indonesia menjadi pemain nomor satu ekonomi syariah dunia. Menjawab tantangan Presiden, Menteri BUMN Erick Thohir tancap gas. Target besar dicanangkan, yakni 2025, BSI akan tembus ranking 10 besar bank syariah global. Erick juga ingin BSI menjadi energi baru ekonomi Indonesia mengarungi krisis.
 
Ambisi Indonesia ini tidak berlebihan. Berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Indicator Report, aktivitas ekonomi syariah Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Pada 2018, aktivitas ekonomi syariah Indonesia ada di peringkat 10 dunia dan naik menjadi peringkat 5 dunia pada 2019. Dan pada 2020, ekonomi syariah Indonesia berhasil naik lagi ke peringkat 4 dunia.
 
Tabel 1: Peringkat Ekonomi Syariah Dunia
Tabel Ranking Ekonomi Syariah Dunia
Sumber: The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020 Ranking The State of Global Islamic Economy Indicator Report ini dibuat berdasarkan sejumlah kriteria yang mendukung ekosistem ekonomi Islam. Antara lain, volume pasar, konsumsi produk halal, fashion, kosmetik, farmasi, keuangan, dan media rekreasi yang berdasarkan syariah. Melihat SGIE Report 2020, di atas kertas target Indonesia menjadikan BSI sebagai bank syariah kelas dunia masuk top 10 dunia, sangat masuk akal.
 
Investor mana yang tak tergiur membiayai berbagai peluang bisnis yang memanfaatkan volume pasar domestik Indonesia, populasi terbesar keempat di dunia. Apalagi pasar produk halal di Indonesia terutama makanan, fashion, kosmetik, farmasi, hingga pariwisata halal, sudah menjadi aktivitas sehari-hari.
 
Sekarang kita tengok BSI. Dari sisi aset, BSI yang saat ini menyandang predikat sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, memiliki aset total Rp240 triliun dengan pembiayaan Rp157 triliun. BSI mengelola dana pihak ketiga sebesar Rp210 triliun dan modal inti Rp22,6 triliun. Aset ini adalah gabungan dari aset tiga bank syariah BUMN, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
 
Dengan aset ini, BSI langsung melejit menduduki posisi 7 bank terbesar di Indonesia setelah BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BTN, dan CIMB Niaga. Sebagai bank BUMN dengan dukungan penuh pemerintah, maka tak lama lagi aset BSI berpeluang terus meningkat secara signifikan.
 
Strategi membesarkan BSI pun sudah diungkap Presiden Jokowi saat peresmian BSI. Presiden menekankan BSI harus menjadi bank yang inklusif. Berdiri dan terbuka untuk semua. Secara profesional aktif membiayai investasi yang layak secara bisnis, baik di Indonesia maupun di level global.
 
Pesan kuat Presiden agar BSI terbuka ini tentu saja angin segar bagi investor, bahkan bagi pemangku proyek pemerintah. BSI sangat berpeluang ikut membiayai proyek-proyek yang tengah menjadi prioritas pemerintah. Kita tahu, beberapa proyek infrastruktur pemerintah tengah menghadapi kendala likuiditas. BSI bisa berperan di sini, tentu dengan menomorsatukan prinsip-prinsip perbankan yang prudent.
 
Sejak kelahirannya, BSI sudah menjadi bank syariah nomor satu di Indonesia. Sekarang, kita tengok peluang BSI di level dunia. Kita cek dulu peringkat 10 bank syariah dengan aset terbesar di dunia di bawah ini:
 
Tabel 2: Top 10 Bank Syariah Terbesar Dunia
Top 10 Bank Syariah Terbesar Dunia
Sumber : Asian Banker Research, S&P Global Market Intelligence
 
Dari data Asian Banker Research, S&P Global Market Intelligence di atas, peringkat 10 bank syariah terbesar di dunia adalah CIMB Islamic Bank Malaysia. Bank ini memiliki aset sebesar 26 miliar dolar AS atau sekitar Rp364 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).
 
Dibandingkan aset BSI yang saat ini mencapai Rp 260 triliun, aset CIMB Islamic Bank Malaysia lebih besar sekitar Rp104 triliun. Jika mengacu pada aset BSI saat ini yang sekitar 18 miliar dolar AS, maka posisi BSI di level global saat ini ada di ranking 18. Persis di atas Emirates Bank (UEA) yang memiliki aset 17,4 miliar dolar AS.
 
Berdasarkan data tersebut, maka peluang BSI menyodok ke peringkat 10 dunia bukanlah hal yang sulit dicapai. Terutama dalam kurun 5 tahun, yakni pada 2025 seperti yang dipatok Menteri BUMN Erick Thohir. Apalagi, bukan hanya Menteri BUMN yang tancap gas, direksi BSI pun langsung tancap gas.
 
Sehari setelah BSI didirikan, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengumumkan rencana BSI menggaet investor Timur Tengah untuk membesarkan BSI. Hery Gunardi berencana mengajak perbankan lokal Timur Tengah bekerja sama dengan BSI membuka cabang BSI di Timur Tengah.
 
Beberapa nama besar sudah disebut. Antara lain Abu Dhabi Investment Authority, Abu Dhabi Investment Council, Cyprus National Investment Fund, Emirates Investment Authority, International Petroleum Investment Company, Investment Corporation of Dubay, Kuwait Investment Authority, dan The Araaj Group.
 
Kendala terbesar dari rencana BSI ini tentu saja adalah resesi yang terjadi di berbagai belahan negara. Timur tengah, termasuk Indonesia, terpuruk akibat pandemi covid-19. Namun, jika kendala pandemi bisa disiasati dan strategi serta rencana di atas berhasil dengan mulus, maka lompatan tinggi Indonesia di pentas keuangan dan ekonomi syariah dunia akan menjadi kenyataan.
 
*Win Muhammad Adab adalah jurnalis senior Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar Perbankan Perbankan Syariah Merger Bank Syariah Bank Syariah Indonesia

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif