Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong. MI/Ebet
Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong. MI/Ebet (Usman Kansong)

Usman Kansong

Ketua Dewan Redaksi Media Group

Melawan Gerakan Antivaksinasi

Usman Kansong • 02 Juli 2021 06:00
DIVAKSINASI berpeluang memenangi lotre. Itu terjadi di Filipina. Di San Luis, Provinsi Pampanga, divaksinasi berpeluang memenangi undian berhadiah sapi. Di Sucat, Distrik Manila, divaksinasi berkesempatan mendapat undian 25 kilogram beras. Di Las Pinas, divaksinasi berhak mengikuti undian berhadiah dua sepeda motor dan satu rumah baru.
 
Survei di Filipina menunjukkan masih banyak rakyat di sana enggan divaksinasi. Lotre atau undian satu cara politisi di sana memberi insentif supaya masyarakat mau divaksinasi.
 
Bukan cuma dengan memberi insentif, pejabat Filipina juga mengancam memberi disinsentif supaya orang mau divaksinasi. Presiden Filipina Duterte mengancam warga yang menolak vaksinasi bakal disuntik vaksin babi.
 
Rakyat Filipina enggan divaksinasi vaksin merek Tiongkok. Padahal, vaksin merek Tiongkok berlimpah di sana. Mereka lebih suka divaksinasi vaksin merek Amerika. Ihwal enggan divaksinasi vaksin merek Tiongkok juga terjadi di Indonesia. Namun, bila di Filipina sikap terhadap vaksin Tiongkok lebih berupa preferensi, di Indonesia lebih berupa antivaksin Tiongkok. Laporan ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura menunjukkan pesan antivaksin disebarkan melalui media sosial antara lain akun @adab.ulama dengan narasi anti-Tiongkok, selain narasi antipemerintah, dan sentimen agama.
 
Gerakan antivaksinasi sudah berlangsung lama. Berlangsung setidaknya sejak 1998, gerakan antivaksin bermula dari ketidakjujuran peneliti dan fisikawan bernama Andrew Wakefield. Wakefield yang dipecat dari asosiasi medis Inggris memublikasikan studi palsu yang menyebutkan ada kaitan vaksin campak dan autisme. Penelitian lanjutan menemukan fakta tidak ada kaitan antara vaksin dan autisme.
 
Gerakan antivaksin di Amerika, berdasarkan satu penelitian, digunakan untuk memecah belah negara. Peneliti mempelajari ribuan unggahan di Twitter sepanjang Juli 2014-September 2017. Mereka menemukan unggahan itu diunggah akun bot yang sama. Unggahan-unggahan antivaksin itu hendak memberi kesan di Amerika terjadi perdebatan etika dan keamanan vaksin yang sebetulnya tidak ada.
 
Celakanya, masyarakat telanjur percaya ada perdebatan etika dan keamanan vaksin. Salah satu perdebatan yang telanjur dipercayai masyarakat ialah vaksinasi campak menyebabkan autisme. Gerakan antivaksin bahkan tidak hanya berisi narasi vaksin menyebabkan autisme, tetapi juga narasi anti-Zionis dan narasi agama bahwa vaksin mengandung babi.
 
Gerakan antivaksinasi menyebabkan penurunan signifikan vaksinasi campak. Akibatnya fatal. Pada 2016, di seluruh dunia terjadi 89 ribu lebih kematian akibat campak.
 
Sikap antivaksinasi covid-19, apa pun narasi yang menyertainya, terang benderang bisa berakibat jauh lebih fatal jika dibandingkan dengan gerakan antivaksinasi campak. Bakal semakin banyak kematian di dunia akibat sikap antivaksinasi covid-19.
 
Sebaliknya, provaksinasi terbukti bisa memulihkan kesehatan, ekonomi, dan berbagai kegiatan. Kita sering menyebut vaksinasi sebagai game changer. Di Tiongkok. Amerika, Italia, yang tingkat vaksinasi relatif tinggi, pemerintah ketiga negara sudah mengizinkan warganya tidak bermasker dalam situasi tertentu. Eropa yang tingkat vaksinasinya juga relatif tinggi sudah menyelenggarakan perhelatan sepak bola Piala Eropa.
 
Kita di Indonesia kiranya telah dan terus melawan gerakan antivaksinasi. Untuk melawan narasi agama dalam gerakan antivaksin, pemerintah dan otoritas keamanaan telah menetapkan vaksin halal. Demi menepis narasi vaksin Tiongkok diragukan kemanjurannya, pemerintah menyatakan vaksin Tiongkok aman dan efektif melindungi orang dari covid-19 berdasarkan uji klinis. Untuk melawan teori konspirasi dalam gerakan antivaksin, pemerintah sudah menegaskan tidak ada yang namanya teori konspirasi. Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengkritik kaum antivaksin dan penyebar teori konspirasi covid-19.
 
Belakangan ini, dengan banyaknya orang yang meski sudah divaksinasi ternyata terjangkit covid-19, gerakan antivaksin seperti menemukan pembenaran. Pemerintah harus melawannya dengan menunjukkan bukti ilmiah bahwa covid-19 tidak berakibat fatal dan cenderung bisa disembuhkan bila orang yang terjangkiti sudah divaksinasi.
 
Pemerintah sudah memutuskan melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat di Jawa dan Bali. Berhentilah memperdebatkan lockdown versus PPKM. Lebih baik energi kita gunakan untuk menggenjot vaksinasi supaya kekebalan komunitas di Indonesia segera tercapai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar Virus Korona pandemi covid-19 vaksin covid-19 Vaksinasi covid-19

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif