Intoleransi Akar Terorisme
Intoleransi Akar Terorisme ()

Intoleransi Akar Terorisme

12 Desember 2016 06:37
Misi pokok Nabi Muhammad SAW yang kelahirannya kita peringati pada hari ini ialah mengubah akhlak manusia, perilaku kita. Transformasi akhlak amat penting supaya manusia sanggup mendatangkan sebanyak-banyak kebaikan di semesta alam.
 
Akan tetapi, perilaku kita kadang bertentangan bahkan secara diametral dengan misi profetik Muhammad. Contoh paling gamblang ialah upaya pengeboman Istana oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan agama.
 
Polri berhasil menggagalkan upaya itu akhir pekan lalu. Kita patut mengapresiasi kehebatan polisi. Bayangkan, betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan bila saja polisi tak bergerak sigap. Perilaku lain yang bertentangan dengan misi kenabian Muhammad yang terjadi baru-baru ini ialah pembubaran kebaktian di Bandung, Jawa Barat.
 
Bertentangan dengan misi kenabian Muhammad karena perbuatan kelompok yang memakai embel-embel agama itu menegasikan toleransi. Muhammad terang-benderang mengajarkan toleransi sebagai sebuah kebaikan. Intoleransi juga terjadi di Yogyakarya yang kita kenal sebagai the city of tolerance, kota toleransi, pekan lalu. Satu organisasi keagamaan meminta Universitas Kristen Duta Wacana menurunkan baliho bergambar mahasiswa berjilbab.
 
Selain perbuatan intoleran, permintaan organisasi tersebut jelas bertentangan dengan misi kenabian Muhammad yang menyuruh kita menuntut ilmu sebagai sebuah kebaikan. Ilmu itu ibarat hak milik kita yang hilang dan kita boleh memungutnya di mana pun kita menemukannya.
 
Kita acungkan jempol untuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang memberi sanksi tegas kepada kelompok intoleran yang melarang kebaktian di Bandung. Kita angkat topi untuk Presiden Jokowi yang membentuk tim penangkal intoleransi. Intoleransi memang mesti diberi sanksi dan ditangkal. Bila tidak, ia akan tumbuh subur, berkembang menjadi terorisme.
 
Kita tahu intoleransi ialah sikap yang tidak menghargai perbedaan. Sikap semacam itu, bila tidak diredam, bisa berpuncak pada perbuatan berupa penyerangan terhadap kelompok berbeda. Penyerangan terhadap kelompok berbeda jelas merupakan teror. Oleh karena itu, tidak salah bila kita menyebut intoleransi ialah akar terorisme dan terorisme merupakan puncak intoleransi.
 
Hari kelahiran Muhammad yang kita peringati hari ini merupakan momentum untuk mengukuhkan kembali akhlak toleran kita pada bangsa majemuk ini. Mengukuhkan toleransi berarti mencerabut akar terorisme.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase terorisme

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif