Semarang: Pandemi covid-19 menuntut terjadinya perubahan perilaku di masyarakat yang berpotensi mengakibatkan gangguan psikologis serius dan mengancam produktivitas masyarakat. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dian Ratna Sawitri mengatakan, potensi gangguan psikologis perlu mendapat perhatian khusus.
Menurut dia, perubahan perilaku terkait pandemi secara umum dibagi menjadi tiga. Ada perubahan perilaku yang disebut protective behavior, preparedness behavior dan preverse behavior.
"Ketiga perubahan perilaku tersebut masing-masing memiliki implikasi yang bisa berujung pada gangguan psikologis," kata Sawitri melalui siaran pers Undip yang dikutip Selasa, 15 Desember 2020.
Angka kasus covid-19 yang terus melonjak membuat organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan situasi darurat kesehatan masyarakat secara internasional. Konsekuensinya, terjadi pembatasan sosial seperti kegiatan sekolah dan universitas, serta pekerjaan, semuanya dilakukan dari rumah. Belum lagi kebijakan penutupan tempat hiburan dan pariwisata yang berpengaruh pada melonjaknya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja.
Pada awalnya, kata Sawitri, masyarakat dapat menerima pembatasan, serta bersabar dan berharap keadaan segera pulih. Namun, ketika situasi wabah menjadi berkepanjangan, masyarakat gelisah hingga muncul beragam gangguan psikologis yang bisa dikelompokkan dalam tiga pola.
Kelompok pertama, protective behavior, adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memenuhi aturan kesehatan dalam rangka menghentikan penyebaran penyakit. Protective behavior mencakup personal hygiene dan social distancing.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan