Hal itulah yang juga dilakukan IPB University yang memperkuat strategi untuk meningkatkan persentase kelulusan mahasiswa tepat waktu di berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari sarjana terapan, sarjana, profesi, hingga pascasarjana.
Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Deni Noviana, menegaskan bahwa sistem pemantauan berlapis menjadi kunci utama dalam menjaga ketepatan waktu sekaligus kualitas lulusan. “Strategi yang paling mendasar adalah sistem monitoring setiap semester. Pemantauan ini berjalan mulai dari tingkat departemen, fakultas, hingga universitas. Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Gugus Penjaminan Mutu berperan aktif dalam memastikan progres mahasiswa tetap terukur,” jelas Deni dalam siaran persnya, Selasa, 18 November 2025.
Banyak hal dilakukan kampus untuk mmmenggenjot angka kelulusan mahasiswa yang tepat waktu. Seperti dengan melakukan pengawasan akademik, sejumlah fakultas dan sekolah juga telah menetapkan jadwal seminar terstruktur.
Dengan sistem ini, mahasiswa dan dosen pembimbing wajib mengikuti jadwal yang ditetapkan, sehingga mengurangi keterlambatan akibat padatnya agenda dosen. “Ini strategi kedua yang kami terapkan agar proses seminar berjalan lebih efisien,” kata Deni.
Cara yang diterapkan di tingkat pascasarjana berbeda lagi, keterlibatan aktif dosen pembimbing riset di jenjang S2 dan S3 juga menjadi penentu percepatan kelulusan. Dosen punya peran besar untuk memantau secara rutin progres penelitian mahasiswa.
“Di pascasarjana, riset menjadi inti studi, sehingga peran pembimbing akademik maupun pembimbing penelitian atau yang kini disebut dosen penggerak sangat utama,” katanya.
Pemanfaatan teknologi informasi turut memperkuat sistem pemantauan. Melalui portal akademik, dosen dan mahasiswa dapat memantau perkembangan perkuliahan, pembimbingan, hingga tugas akhir secara real-time. Sistem ini memungkinkan deteksi dini terhadap keterlambatan sehingga dapat segera diberikan peringatan.
Meski fokus pada kelulusan tepat waktu, IPB University tetap menjaga kualitas akademik dan integritas lulusan. Prof Deni menegaskan, mahasiswa dengan nilai akademik rendah atau pelanggaran etika tetap diberi evaluasi ketat.
“Mahasiswa yang memiliki pelanggaran sedang, misalnya mencontek, meskipun IPK (indeks prestasi kumulatif)-nya tinggi tidak bisa lulus cumlaude. Kami menjaga bukan hanya kompetensi akademik, tetapi juga integritas dan sikap,” tegasnya.
Selain itu, IPB University memberikan ruang pengembangan diri melalui Enrichment Course/Program (EC/EP), kegiatan multi aktivitas yang setara dengan 20 satuan kredit semester (SKS). Mahasiswa dapat mengonversi pengalaman magang, aktivitas organisasi kemahasiswaan, hingga prestasi olahraga menjadi bagian dari kurikulum.
Mahasiswa diberikan ruang untuk mengikuti berbagai kompetisi nasional dan internasional, juga Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi, yang dapat ditingkatkan substansinya menjadi tugas akhir. Strategi ini akan mengakselerasi mahasiswa lulus tepat waktu, tambahnya.
“Ini bentuk fleksibilitas yang mendukung resiliensi mahasiswa. Namun, mahasiswa tetap harus cermat memilih EC/EP sesuai minat dan arah pengembangan dirinya,” tuturnya. Deni mengajak agar mahasiswa IPB University tidak hanya fokus belajar, tetapi juga aktif berorganisasi, memanfaatkan fasilitas kampus, serta bergaul secara sehat. “Jangan hanya kuliah pulang-kuliah pulang. IPB University sudah menyiapkan ekosistem yang lengkap, tinggal bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkannya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id