Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

8 Contoh Teks Anekdot, Lengkap Beserta Struktur dan Penjelasannya

Patrick Pinaria • 12 Mei 2023 18:46
Jakarta: Berbagai kisah atau cerita lucu rasanya sudah banyak kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu dari media sosial atau pun dari orang-orang terdekat kita. Salah satu cerita lucu yang sering beredar, yakni teks anekdot
 
Namun, teks anekdot bukan hanya sekadar berisi cerita lucu. Biasanya, teks ini mengandung pesan berupa kritik dan sindiran sosial terhadap suatu fenomenal sosial. Tentunya, kritik dan sindiran yang diungkapkan tidak mengandung kata-kata kasar atau pun menyakiti.
 
Lalu seperti apa teks anekdot? Berikut ini pengertian dan contoh teks anekdot berserta strukturnya: 

Pengertian teks anekdot

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot dapat diartikan sebagai sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Selain itu, teks anekdot biasanya juga membahas orang penting atau terkenal dan tentunya berdasarkan kejadian yang sebenarnya. 

Bukan hanya sekadar cerita lucu. Tersimpan pesan moral yang diselipkan dalam teks anekdot.
 
Teks anekdot juga dibuat dengan beberapa tujuan. Mulai dari membangkitkan tawa pembaca, sebagai sarana hiburan, dan sebagai sarana untuk mengkritik. 

Struktur teks anekdot

Struktur teks anekdot setidaknya terdiri atas lima bagian, yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut penjelasannya:

1. Abstrak

Merupakan bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks.

2. Orientasi

Merupakan awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).

3. Krisis

Merupakan puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter.

4. Reaksi

Merupakan respon atau reaksi yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.

5. Koda

Merupakan bagian penutup teks yang berisi amanat/kritik.

Contoh teks anekdot

1. Ekstrakurikuler

Suatu hari, mengawali tahun ajaran baru, seorang guru melakukan sosialisasi kepada siswa baru mengenai pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. “Anak-anak, selain kalian akan mendapatkan berbagai ilmu di sekolah ini, kalian juga dapat mengikuti ekstrakurikuler.”
 
Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang bebas dipilih, diantaranya seperti Pramuka, PMR, PBB, basket, Rohis, paduan suara, drumband, dan masih banyak yang lainnya.” jelas guru tersebut. Mendengar penjelasan guru itu, murid-murid pun penasaran sehingga mereka bertanya ke guru tersebut. Benny, salah satu murid yang ada di kelas itu bertanya, “Bu, memangnya apa gunanya ekstrakurikuler?”
 
Guru itu pun menjelaskan dengan detail, “Tentu saja banyak manfaatnya, di antaranya melatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain sebagainya.” “Termasuk tambahan uang saku ya, Bu?” Anto pun menimpali. Ibu guru yang mendengarnya hanya dapat tersenyum.

2. Penjual Kue yang Hebat

Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.
 
Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”
 
“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”

3. Peduli Lingkungan

Di hari Minggu pagi yang cerah, di Balai Desa sedang ada penyuluhan terkait dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut. Dalam penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.
 
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” Ujar Kepala Desa.
 
“Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya secara langsung.” Tambahnya.
 
Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan minuman dengan wadah berbahan dasar plastik. Para warga pun kemudian berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas ke tas milik kepala desa.
 
Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya, “Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam tas saya?”
 
Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa di daur ulang.”
 
Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.

4. Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. 
 
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
 
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
 
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.
 
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus-menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
 
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
 
"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.
 
Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"
 
Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."
 
"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.
 
Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."
 
"Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.

5. Maling Sandal

Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Arya bergegas untuk segera pulang.
 
Di tengah perjalanan pulang, Arya mengalami kecelakaan terserempet oleh sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Arya putus.
 
Dengan terpaksa Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi, apa daya, uangnya tidak mencukupi.
 
Karena uangnya tidak mencukupi, Arya mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.
 
Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut. Ternyata aksinya berjalan dengan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut.
 
Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya. Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Apes sekali Arya, perutnya yang buncit membuat ia tidak bisa berlari kencang.
 
Arya pun dibawa ke kantor polisi. Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan satu Minggu lagi. Sial sekali bagi Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
 
Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.
 
Hakim: “Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Dengan ini, Anda dihukum selama lima tahun penjara”.
 
Arya: “Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?”
 
Kemudian, hakim memberikan penjelasan kepada Arya, bahwa ia mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Sedangkan para koruptor mencuri uang Rp2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
 
Nah, kalau dihitung, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.

6. Menyambung Kabel Telepon

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Fathan menemukan salah satu pamannya yang sangat kaya dan tidak memiliki anak, meninggal dan meninggalkan banyak uang untuknya, jadi dia memutuskan untuk mendirikan agen perumahannya sendiri.
 
Fathan menemukan kantor yang bagus. Ia membeli beberapa perabot baru dan pindah ke sana. Ia baru berada di sana selama beberapa jam ketika dia mendengar seseorang datang ke pintu kantornya.
 
"Itu pasti pelanggan pertamaku," pikir Fathan. Ia segera mengangkat telepon dan berpura-pura sangat sibuk menjawab panggilan penting dari seseorang di Jakarta Utara yang ingin membeli rumah besar dan mahal di daerah tersebut.
 
Pria itu mengetuk pintu, masuk dan menunggu dengan sopan sampai Fathan menyelesaikan percakapannya di telepon. Kemudian pria itu berkata kepada Fathan, "Saya dari perusahaan telepon dan saya dikirim ke sini untuk menyambungkan kabel telepon Anda."

7. Hukum Peradilan

Pada zaman dahulu ada seorang tukang pedati yang mengalami kecelakaan. Tukang pedati yang rajin dan tekun itu suatu pagi sedang melewati jembatan yang rapuh dan jatuh ke sungai.
 
Tukang pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian akibat jatuh dari jembatan itu sehingga tukang pedati itu menuntut pihak yang terlibat dengan jembatan yang menjadi penyebab dia jatuh.
 
Semua terdakwa, si pembuat jembatan, tukang kayu, penjual kayu, dan pembantu yang pertama saling melempar kesalahan sehingga hakim kesulitan mengambil keputusan.
 
Akhirnya si pembantu yang berbadan kurus, pendek, dan punya uang dimasukkan ke penjara dan disita uangnya, padahal ia tidak bersalah.
 
Masyarakat setuju dengan keputusan hakim yang diambil secara sepihak dan masyarakat serempak menjawab, "adil".

8. Obrolan Presiden di Pesawat

Gus Dur merasa bosan dan mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Kali ini Gus Dur mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) dan Prancis pada saat itu, untuk terbang bersama Gus Dur berkeliling dunia.
 
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka. Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, "Wah kita sedang berada di atas New York!"
 
Gus Dur pun menanggapi dan berkata, "Lho kok bisa tahu, sih?"
 
"Ini patung Liberty kepegang!" jawab Bill Clinton dengan bangganya.
 
Tidak mau kalah, Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
 
"Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" dengan sombongnya.
 
"Wah ... kok bisa tahu juga?" saut Gus Dur.
 
"lni menara Eiffel kepegang!" jawab presiden Perancis.
 
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
 
"Wah ... kita sedang berada di atas Tanah Abang!" teriak Gus Dur.
 
"Lho kok bisa tahu, sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.
 
"Ini jam tangan saya hilang." jawab Gus Dur bernada kalem.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PAT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan