Dosen IPB University dr. Husnawati. Foto: IPB/Humas
Dosen IPB University dr. Husnawati. Foto: IPB/Humas

Orang Lapar Gampang Marah? Ini Penjelasan Pakar IPB

Arga sumantri • 25 Mei 2021 08:05

Di sisi lain, berdasarkan kepribadian dan pengaruh lingkungan, perilaku emosi karena makanan terbentuk sejak masa kanak-kanak, dan sangat terkait dengan pengalaman masa kecil.
 
Menurut teori psikosomatis, kata dia, rasa emosional yang muncul karena lapar merupakan respons terhadap perasaan negatif, seperti stres, kecemasan, kekecewaan, dan perasaan kesepian. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang memperebutkan makanan sebagai usaha untuk bertahan hidup, akan sangat mudah mengalami 'hangry'.
 
Tingkat kesadaran emosional seseorang juga memengaruhi munculnya 'hangry'. Orang yang kesadaran emosionalnya lebih berkembang, akan sadar bahwa rasa lapar dapat terwujud sebagai emosi negatif, sehingga mereka bisa mengontrolnya dan cenderung tidak menjadi 'hangry'.

"Pada umat muslim, ada fase seseorang diajarkan untuk mengelola emosi dari rasa lapar, yaitu saat berpuasa," tambahnya.
 
Baca: Pakar Gizi UNAIR Bagikan Cara Sehat Turunkan Berat Badan
 
Ketika seseorang berpuasa, kata dia, selain mengatur dan mengaktifkan metabolisme tubuh yang jarang dipakai, seperti pengaturan pergantian kerja hormon insulin dan glukagon, juga berfungsi untuk mengajarkan tubuh bahwa rasa lapar yang terjadi pada waktu pendek (di bawah 20 jam) bukanlah ancaman atau bahaya bagi tubuh.
 
"Sehingga orang-orang yang terbiasa berpuasa akan merespons rasa lapar dengan emosi yang netral atau malah positif," ungkapnya.
 
Oleh karena itu, rasa lapar yang menyebabkan munculnya kemarahan hanya terjadi pada orang-orang yang menganggap lapar sebagai ancaman bagi dirinya, dan adanya faktor kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan