Bogor: Istilah 'Hangry' sering digunakan untuk mendeskripsikan rasa marah yang muncul ketika seseorang mengalami lapar. Tetapi apakah benar rasa lapar akan selalu menyebabkan seseorang menjadi gampang marah?
Marah merupakan respons emosional yang kuat yang muncul ketika tubuh merasa menghadapi ancaman atau bahaya. Pada kondisi tersebut, sumbu Hipotalamus Pituitary Adrenal (HPA) di otak akan teraktifkan, dan memicu respons melawan atau lari (fight or flight).
Dosen IPB University, Husnawati menuturkan bahwa kombinasi rasa lapar dan amarah merupakan respons emosional yang rumit yang melibatkan interaksi biologi, kepribadian, dan isyarat lingkungan. Sistem limbik di otak adalah pusat dari segala emosi baik itu marah, takut, dorongan seksual, dan lainnya.
"Di sini emosi diterjemahkan secara biokimia dan diberi label sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang kemudian memicu dikeluarkannya hormon senang atau hormon stres," papar Husnawati mengutip siaran pers IPB University, Selasa, 25 Mei 2021.
Baca: Begini Tips Mudah Asah Otak dan Berpikir Kritis Ala Nadiem Makarim
Dosen Departemen Biokimia Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB itu juga menjelaskan, pada beberapa orang, rasa lapar dapat dianggap sebagai ancaman bagi tubuh. Sehingga, muncul kondisi 'hangry'.
Rasa lapar yang berkepanjangan membuat tubuh menjadi stres, dan dikeluarkanlah hormon kortisol yang merupakan hormon stres. Kondisi stres yang dirasakan tubuh menyebabkan penurunan kadar hormon serotonin yang memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati.
"Kadar serotonin yang rendah sangat berkaitan dengan munculnya rasa marah dan kecenderungan ke arah perilaku kekerasan," ujarnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan