Ilustrasi pendaftaran. DOK Medcom
Ilustrasi pendaftaran. DOK Medcom

25 Juta Orang Cari Kerja Lewat LinkedIn, Begini Agar Dilirik Perusahaan

Renatha Swasty • 25 Juli 2024 16:38
Jakarta: Perkembangan teknologi membuat pencarian kerja kini lebih mudah dengan cara daring. Meski begitu, pencari kerja perlu membangun personal branding agar dilirik oleh pencari kerja.  
 
Hal itu dibahas dalam pelatihan bertajuk LinkedIn Training: Unlocking & Power Up Your Professional Profile yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu layanan digital yang sering digunakan sebagai rujukan utama mencari pekerjaan dan karier adalah LinkedIn.
 
"Tidak bisa dipungkiri, kita hidup di dunia era digital, di mana media sosial nanti akan selalu menjadi satu kesatuan di seluruh aspek kehidupan. Nah, sosial media bisa menjadi ajang untuk menjual siapa diri kita dan pengalaman kita,” kata Career Consultant dan Certified Coach Practitioner, Irvandias Sanjaya, dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 25 Juli 2024.

Irvandias mengungkapkan ada tiga hal penting penggunaan LinkedIn berdasarkan hasil survei pada 10 perusahaan. Pertama, HRD dari 9 perusahaan mencari karyawan melalui LinkedIn untuk memeriksa latar belakang calon secara menyeluruh dalam proses seleksi kandidat.
 
Kedua, 25 juta pencari kerja memantau LinkedIn setiap minggunya untuk mencari lowongan pekerjaan. Ketiga, 87 persen proses rekrutmen menggunakan LinkedIn sebagai ajang skrining kandidat terutama untuk usia di bawah 45 tahun.
 
Untuk itu, kata dia, LinkedIn dipercaya sebagai bentuk investasi terbaik dengan biaya paling murah sebagai platform untuk personal branding. Irvandias menekankan perlunya kehati-hatian dalam membuat postingan di sosial media.
 
Konsultan Karier Alumni Fakultas Psikologi UGM ini mengatakan LinkedIn memiliki peran yang sangat vital sebagai platform untuk mencari kerja dan mencapai karier yang ingin dituju. Bahkan, tidak sedikit yang menggunakan LinkedIn untuk membangun jejak profesionalisme.
 
"ini bisa jadi jembatan sampai mendapat panggilan kerja,” ucap dia.
 
Ia sependapat ungkapan Jill Rowley, GTM Advisor dari Guild Education Social Selling Evangelist, bahwa LinkedIn merupakan digital reputation. Artinya, reputasi sebagai individu akan tercermin dari tampilan profil di sana.
 
"LinkedIn ini bisa dibilang cara baru atau dunia baru untuk bisa melakukan personal branding, bahkan mendapatkan keuntungan (uang) di masa datang,” jelas Irvandians.
 
Ia mencontohkan pengalamanya membuat LinkedIn pertama kali. Waktu itu, dia membuat LinkedIn di perpustakaan UGM dengan menggunakan free internet.
 
"Dan 6 tahun kemudian, banyak yang melihat kapasitas saya sebagai seorang profesional dari LinkedIn dan ini yang memantik banyak tawaran yang menghasilkan berlipat-lipat,” ungkap dia.
 
Irvandias senang dari 201 peserta yang mengikuti pelatihan, sebanyak 76 orang sudah memiliki LinkedIn. Dia menyebut LinkedIn perlu digunakan sebagai salah satu platform dalam mendukung nilai jual dan profesionalisme, di antaranya sering digunakan sebagai rujukan utama mencari pekerjaan dan karier.
 
Koordinator Pembelajaran Lintas Disiplin Direktorat Pendidikan dan Pengajaran mengatakan UGM, Bondan Wijanarko, mengatakan pelatihan ini sangat penting. Dia mendorong mahasiswa melek teknologi.
 
Sebab, di era 4.0 mahasiswa dituntut memiliki pemahaman dan kemampuan teknologi informasi di semua bidang. “Apalagi persaingan di dunia usaha dan dunia industri yang semakin ketat, mahasiswa harus memiliki nilai jual dan profesionalisme yang unggul,” kata dia.
 
Meski pelatihan diselenggarakan online, antusiasme peserta tinggi. Interaksi antara pembicara dengan peserta sangat intens dan diskusi mengalir dengan berbagai pertanyaan yang muncul dari para peserta.
 
Syafira Syahda Nirmala, salah satu peserta dari Prodi Elektronik dan Instrumentasi, Fakultas MIPA yang baru saja menyelesaikan sidang dan tengah berproses menuju yudisium mengaku personal branding digital Lewat LinkedIn sangat bermanfaat. Hal itu untuk mempersiapkan dirinya yang sedang mencari lowongan pekerjaan.
 
Baca juga: Survei LinkedIn: Kecerdasan Buatan Ubah 65% Jenis Pekerjaan di Dunia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan