Pakar kopi sekaligus peneliti di Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB University, Dr Dian Herawati mengatakan, tantangan terbesar industri kopi nasional saat ini berada di sektor hulu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, produksi kopi Indonesia mencapai 758,73 ribu ton, dengan ekspor sebesar 279,94 ribu ton (sekitar 37 persen dari total produksi) dan impor mencapai 41 ribu ton (BPS 2024).
Dian menambahkan, isu global seperti perubahan iklim berdampak signifikan terhadap penurunan produksi kopi. Kondisi ini berakibat pada melambungnya harga kopi di pasaran.
Khusus di Indonesia, ada beberapa tantangan pada sektor hulu untuk komoditas kopi, yaitu rendahnya produktivitas, lambatnya peremajaan tanaman di beberapa daerah, kelangkaan sumber daya manusia (SDM) muda, serta rumitnya rantai pasok. Saat ini, 90 persen budi daya kopi Indonesia didominasi oleh jenis robusta, sementara sisanya adalah arabica.
Kopi arabica tumbuh baik di dataran tinggi pegunungan dengan udara dingin. Adapun robusta mampu dibudidayakan di tempat yang ketinggiannya lebih rendah dengan udara yang lebih hangat.
Arabica makin diminati
“Namun demikian, beberapa tahun belakangan ini ada fenomena menarik di mana budi daya kopi arabica semakin diminati. Hal ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan coffee shop lokal yang banyak menyajikan arabica specialty dari berbagai daerah di Indonesia,” tutur Dian, dalam siaran persnya, Selasa, 11 Maret 2025.Dalam momen Hari Kopi Nasional, ia mengajak semua pihak untuk berkontribusi sesuai dengan peran masing-masing guna memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar global.
“Mari berkontribusi untuk memajukan kopi nasional sesuai dengan peran masing-masing. Sebagai akademisi IPB University, kami telah melakukan riset kopi Indonesia dari tahun 2015 hingga sekarang, meliputi eksplorasi karakteristik kopi Indonesia khususnya yang terkait dengan manfaatnya untuk tubuh,” paparnya.
Baca juga: Ini 3 Metode Penyajian Kopi Terpopuler di Indonesia, Kamu Suka yang Mana? |
Dr. Dian Herawati merupakan Associate Professor di Divisi Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, serta Sekretaris Eksekutif SEAFAST Center-IPB. Lulus dari IPB dengan gelar Sarjana, Magister, dan Doktor dalam Ilmu Pangan dengan program gelar bersama dengan Kochi University Jepang, Dr. Dian memiliki kepakaran dalam kimia pangan, keamanan pangan, dan analisis pangan.
Dengan h-index Scopus 6 dan Google Scholar 15, Dr. Dian aktif dalam penelitian tentang bioaktif kopi, antioksidan, serta regulasi pangan, dan telah mempublikasikan banyak artikel ilmiah di jurnal bereputasi. Selain mengajar berbagai mata kuliah terkait kimia pangan dan keamanan pangan, ia juga terlibat dalam konsultasi industri, pelatihan HACCP, dan sertifikasi halal. Dr. Dian juga merupakan anggota aktif PATPI dan memiliki pengalaman luas dalam kolaborasi dengan industri pangan nasional dan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News