Kopi. Foto: Medcom/Citra Larasati
Kopi. Foto: Medcom/Citra Larasati

Ini 3 Metode Penyajian Kopi Terpopuler di Indonesia, Kamu Suka yang Mana?

Citra Larasati • 11 Maret 2025 16:35
Jakarta:  Pakar kopi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) sekaligus peneliti di Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB University, Dr Dian Herawati memaparkan hasil studinya mengenai metode penyeduhan kopi yang paling populer di Indonesia. Terdapat tiga metode penyajian kopi yang paling popuper di Tanah Air.
 
Ia menyebut, metode penyajian kopi dapat dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan, di antaranya tingkat penerimaan konsumen/popularitas dan manfaat yang ingin diperoleh. Metode penyajian umumnya terbagi dua: seduhan manual dan seduhan berbasis espresso.
 
Dalam survei penelitian yang dilakukan bersama timnya, ditemukan bahwa metode seduhan kopi manual (manual brew) yang paling populer di Indonesia adalah tubruk, V60, dan cold brew.
  • Cold brew (seduh dingin) adalah teknik “menyeduh” bubuk kopi dengan air dingin (atau air suhu ruangan) selama kurang lebih 12–24 jam untuk mendapatkan rasa yang optimal.
  • Tubruk merupakan minuman kopi khas Indonesia yang dibuat dengan menuangkan air panas ke dalam gelas atau teko yang sudah diisi bubuk kopi.
  • Sementara V60 adalah metode penyeduhan kopi manual menggunakan alat berbentuk kerucut dengan lubang di bagian bawah, yang memungkinkan air mengalir dengan cara yang terkontrol.

Seduhan berbasis espresso

Selain metode manual brew, dari hasil studi tersebut terungkap, metode seduhan berbasis espresso yang paling populer digunakan adalah cappuccino, kopi susu gula aren, dan café latte.

Dian mengatakan, studi yang sama menunjukkan bahwa semua seduhan kopi manual mempunyai kandungan bioaktif (asam klorogenat dan kafein) serta aktivitas antioksidan. Metode V60 memiliki kandungan bioaktif tertinggi, disusul tubruk dan cold brew.
 
“Komponen bioaktif asam klorogenat pada kopi mempunyai beberapa manfaat bagi tubuh, di antaranya mampu berperan sebagai antioksidan dan mencegah penyakit diabetes dengan menghambat pencernaan gula,” ujarnya.
 
Kafein sudah banyak dikenal sebagai stimulan sistem saraf yang dapat mencegah kantuk dan memberikan efek yang menyegarkan.  Namun demikian, orang yang sensitif terhadap kafein perlu membatasi/tidak disarankan mengonsumsi kopi.
 
Di sisi lain, ia menuturkan, kopi berbasis espresso seperti cappuccino, kopi susu gula aren, dan café latte yang ditambah dengan susu atau gula dapat mempengaruhi manfaatnya bagi kesehatan. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes.
 
“Karena itu, konsumen harus bijak memilih sajian kopi sesuai dengan kesukaan dan kondisi tubuh masing-masing. Jadi, jangan takut minum kopi karena manfaat minum kopi dapat kita peroleh dengan memilih jenis sajian yang tepat,” paparnya.
 
Terkait tren ngopi di kafe yang semakin populer di kalangan anak muda, Dian berpendapat bahwa fenomena ini perlu disikapi secara positif.
 
“Tren ngopi di kafe di kalangan generasi muda harus disikapi secara positif karena akan mendorong popularitas kopi sebagai minuman yang menjadi pilihan generasi muda.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan, inovasi-inovasi pada komoditas kopi akan tumbuh sesuai dengan tuntutan selera generasi muda yang sangat dinamis dan selalu mengikuti tren. “Semoga ini menjadi motivasi bagi pelaku usaha kopi di sepanjang rantai produksi untuk menghasilkan kopi Indonesia dengan sentuhan inovasi dan penjaminan kualitas yang baik,” tambahnya.
 
Baca juga:  Bikin Alat Deteksi Glukosa Lewat Air Liur, Mahasiswa ITS Raih Emas dan Dapat Sertifikat Hak Cipta

Dian Herawati merupakan Associate Professor di Divisi Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, serta Sekretaris Eksekutif SEAFAST Center-IPB. Lulus dari IPB dengan gelar Sarjana, Magister, dan Doktor dalam Ilmu Pangan dengan program gelar bersama dengan Kochi University Jepang, Dr. Dian memiliki kepakaran dalam kimia pangan, keamanan pangan, dan analisis pangan.
 
Dengan h-index Scopus 6 dan Google Scholar 15, Dr. Dian aktif dalam penelitian tentang bioaktif kopi, antioksidan, serta regulasi pangan, dan telah mempublikasikan banyak artikel ilmiah di jurnal bereputasi.
 
Selain mengajar berbagai mata kuliah terkait kimia pangan dan keamanan pangan, ia juga terlibat dalam konsultasi industri, pelatihan HACCP, dan sertifikasi halal.  Dian juga merupakan anggota aktif PATPI dan memiliki pengalaman luas dalam kolaborasi dengan industri pangan nasional dan internasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan