Mahasiswa ITS menggagas SWEET, alat deteksi glukosa lewat air liur. DOK ITS
Mahasiswa ITS menggagas SWEET, alat deteksi glukosa lewat air liur. DOK ITS

Bikin Alat Deteksi Glukosa Lewat Air Liur, Mahasiswa ITS Raih Emas dan Dapat Sertifikat Hak Cipta

Renatha Swasty • 07 Maret 2025 10:38
Jakarta: Penderita diabetes di Indonesia diproyeksikan bakal terus meningkat. Hal ini mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Saliva-based Wellness and Efficient Enzymatic Test for Glucose Monitoring (SWEET).
 
Inovasi tersebut mampu mendeteksi kadar glukosa non-invasif pada seorang individu menggunakan air liur. Ketua Tim SWEET, Tazkiya Umama, mengungkapkan inovasi ini merupakan sebuah pengembangan dari alat deteksi glukosa yang semula melalui darah.
 
Namun, metode tersebut dinilai masih kurang efektif dan memiliki beberapa kekurangan. “Di antaranya invasif, lambat, dan membutuhkan keterampilan yang tinggi,” ujar Kiya dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Jumat, 7 Maret 2025.

Kiya dan timnya mulai menggagas SWEET yang mampu mengatasi berbagai kekurangan tersebut sejak November 2024. Tim yang terdiri atas tiga mahasiswi angkatan 2023 ini mengembangkan alat deteksi tersebut melalui dua proses.
 
“Yakni proses deteksi berdasarkan reaksi dan validasi melalui aplikasi,” papar dia.
 
Awalnya, tim menyiapkan kertas biosensor yang dilapisi dengan parafin hidrofobik. Kiya memaparkan parafin hidrofobik berperan meningkatkan akurasi dan presisi ketika proses deteksi glukosa.
 
Kertas sensor ini juga dilengkapi dengan berbagai zat berbasis enzim yang akan membantu proses deteksi glukosa ketika air liur dituangkan. “Beberapa zona dilapisi dengan kitosan, nanopartikel emas, hidrogen peroksida, dan larutan kromofor,” papar dia.
 
Baca juga: Keren! Peneliti UIN SUKA Kantongi Hak Paten Senyawa Antikanker dan Antidiabetes

Mahasiswi Departemen Teknologi Kedokteran ITS itu melanjutkan keempat zat tadi akan memicu reaksi terhadap air liur dan menyebabkan perubahan warna pada kertas sensor. Usai kertas sensor mengalami perubahan warna, proses selanjutnya ialah mendeteksi tingkat glukosa menggunakan aplikasi SWEET yang telah dirancang tim ini.
 
“Kertas sensor dipindai menggunakan kamera gawai untuk mendeteksi tingkat glukosanya,” ujar dia.
 
Berdasarkan hasil pengujian, SWEET berhasil mendeteksi tingkat glukosa dengan cepat selama tiga hingga lima menit. Aplikasi tersebut juga dapat memberikan rekomendasi berdasarkan tingkat glukosa yang diidentifikasi.
 
“Sebagai contoh, untuk glukosa tingkat tinggi disarankan untuk tetap terhidrasi dan berolahraga serta merujuk ke dokter jika tingkat glukosa tidak menurun,” ujar dia.
 
Gagasan ini mengantarkan nama Indonesia dan almamater ITS meraih medali Emas di ajang Thailand Inventor Days 2025 pada 6 Februari 2025. Konferensi bertajuk Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition.
 
“Sebuah kebanggaan besar kami dapat memberikan kontribusi baru pada dunia medis,” tutur Kiya.
 
SWEET juga berhasil meraih sertifikat hak cipta atas inovasi dan keterbaruannya tersebut. “Harapannya, SWEET dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit diabetes melalui deteksi dini,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan