Doktor baru lulusan Departemen Teknik Elektro (DTE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ike Fibriani. DOK ITS
Doktor baru lulusan Departemen Teknik Elektro (DTE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ike Fibriani. DOK ITS

Doktor ITS Gagas ViTMa, Identifikasi Kekerabatan dengan Mikroekspresi

Renatha Swasty • 05 Maret 2025 10:40
Jakarta: Doktor baru lulusan Departemen Teknik Elektro (DTE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ike Fibriani, menciptakan inovasi yang menggabungkan uji hubungan kekerabatan dengan mikroekspresi. Melalui terobosan pertama di dunia ini, hubungan kekerabatan antara orang tua dan anaknya dapat dideteksi melalui mikroekspresi.
 
“Melalui mikroekspresi, yakni ekspresi manusia secara spontanitas, itu dapat menentukan hubungan satu keturunan,” papar Ike pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Baru DTE ITS, Rabu, 5 Maret 2025.
 
Berangkat dari kurangnya penelitian terkait kedua hal tersebut, disertasi Ike berjudul Deteksi Kekerabatan Menggunakan Hybrid Vision Transformer Mamba Berbasis Mikroekspresi diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inovasi dalam dunia face-recognition. Terobosannya ini sesuai dengan poin ke-9 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Ike mengenalkan sistem ini sebagai ViTMa, yang berasal dari gabungan Vision Transformer dan Mamba, yakni metode yang digunakan untuk megoptimalkan sistem. Dalam prosesnya, Vision Transformer (ViT) bekerja dengan memahami antarbagian wajah dan menangkap pola unik serta mikroekspresi yang terbentuk secara spontan pada wajah.
 
Baca juga: CAPES, Gelang Sensor Pintar Cegah Kecelakaan Kerja Buatan Mahasiswa ITS

Dia memaparkan ViT berperan mengekstraksi fitur dalam ekspresi wajah antara anak dan orang tua dengan cara membagi gambar menjadi 16 patches sebagai input. Input ini bekerja menggunakan mekanisme self-attention yang dapat memungkinkan untuk membaca detail mikro atau perubahan halus dalam ekspresi yang penting untuk pengenalan kekerabatan.
 
Hasil ekstraksi fitur kemudian dioptimalkan menggunakan metode Mamba untuk meningkatkan akurasi hasil dan menentukan hubungan kekerabatan. “Setelah optimasi Mamba, nantinya akan keluar hasil adakah hubungan kekerabatan,” papar Ike.
 
Dosen Universitas Jember ini menerangkan hasil sistem ViTMa memiliki tingkat keakuratan tinggi, sebesar 85,29 persen, mengungguli metode tradisional seperti CNN dan VGGFace.
 
Nantinya, sistem ViTMa dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam bidang, seperti forensik, psikologi, verifikasi dokumen, hingga keamanan dan sistem pengawasan. Ike meyakini potensi ViTMa dikembangkan dan terus dioptimalkan kembali dengan luasnya manfaat dan bidang yang dapat dicapai.
 
“Besar harapan saya sistem ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan