Dian mengatakan, GeNose ini mudah digunakan dan tidak memerlukan upaya pemeliharaan yang rumit. Pengecekan dan pemeliharaan dilakukan setelah penggunaan pemeriksaan 100 ribu sampel napas, atau jika muncul gangguan.
Mesin cukup dibersihkan dengan mengoleskan cairan disinfektan dan tidak disarankan menggunakan disinfektan model semprot atau spray. Pastikan mesin dalam posisi mati sebelum dan saat dibersihkan.
"Untuk pembacaan saat deteksi, apabila positif disarankan melakukan pengambilan ulang embusan napas kedua dalam waktu 30 menit setelah pengambilan pertama. Jika hasil konsisten positif disarankan melanjutkan pemeriksaan dengan PCR konfirmasi," jelasnya.
Baca: Harga GeNose Dibanderol Rp62 Juta per Unit
GeNose C19 yang dikembangkan UGM didukung Konsorsium Riset Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara (BIN), TNI AD, Polri, Kemenkes, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Pihak swasta yang terlibat antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).
Sinergi Konsorsium ini difasilitasi dan dikoordinasikan oleh UGM Science Techno Park (UGM STP) yang telah dimandatkan universitas sebagai wahana hilirisisasi inovasi untuk menjawab kebutuhan urgen masyarakat saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News