Alat deteksi covid-19 melalui embusan napas inovasi UGM. Foto: Dok. Kemenristek
Alat deteksi covid-19 melalui embusan napas inovasi UGM. Foto: Dok. Kemenristek

Harga GeNose Dibanderol Rp62 Juta per Unit

Ilham Pratama Putra • 28 Desember 2020 19:28
Jakarta:  Alat pendeteksi covid-19 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose siap diedarkan dan dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).  Alat deteksi covid-19 melalui embusan napas tersebut dibanderol dengan harga Rp62 Juta per unit.
 
"Mengenai harga geNose di sini disebutkan Rp62 juta. Ini akan mempercepat deteksi, memperkuat mitigasi risiko penyebaran pandemi dengan testing dan tracing," kata Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro, Senin, 28 Desember 2020.
 
Menurutnya, harga itu akan sepadan dengan model screening yang ditawarkan GeNose. Utamanya jika melihat kemampuan dan kemudahan yang ditawarkan alat tersebut dalam mendeteksi covid-19.

GeNose memiliki kemampuan screening hingga 100 ribu sampel. Dan alat tersebut bisa di-reset ulang untuk melakukan screening kembali dengan kemampuan yang sama.
 
Untuk sensitivitas mengenali virus, Bambang menyebut GeNose berada di angka 92 persen. Begitu juga dengan kecepatan deteksi yang hanya memakan waktu paling lama lima menit.
 
Adapun yang membuat alat ini menjadi mahal ialah kebutuhan elektrikal dalam mesin GeNose. Sebab tak semua alat elektrikal itu tersedia di dalam negeri.
 
Baca juga:  Kantongi Izin Edar, GeNose UGM Dipesan Singapura
 
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, data pemeriksaan juga dapat tersimpan dengan baik. Hasil pemeriksaan terhubung ke cloud system.
 
"Jadi sudah ke Internet of Things (IoT) untuk bisa membantu proses tracing dan tracking. Dan ini juga akan membuat nanti pergerakan-pergerakan besar misalnya di bandara, terminal, stasiun, maupun pusat pertokoan, event-event besar, termasuk di kampus, di kantor," jelasnya.
 
Sejak mendapat izin edar pada 24 Desember 2020, beberapa rumah sakit telah menggunakan GeNose. Di antaranya adalah  RS Bhayangkara di Yogyakarta, RS dr. Kariadi di Semarang, Rumah Sakit dr. Moewardi Solo, dan Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS).
 
Bambang sendiri menargetkan jika pada Februari produksi GeNose sudah mencapai 5.000 unit. Agar alat screening ini lebih masif digunakan di tengah masyarakat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan