Bambang mengatakan, pesawat yang mempunyai kemampuan terbang selama 24 jam ini akan dilengkapi senjata. Pesawat sudah mendapatkan Setifikat Tipe dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).
"Hasil pengembangan akan diproduksi oleh PT DI (Dirgantara Indonesia), dengan target first flight pada bulan Januari 2021," kata Bambang dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25, Senin, 10 Agustus 2020.
Baca: Elang Hitam, Drone BPPT Calon Pelindung Langit Nusantara
Bambang mengatakan, PUNA ini merupakan bentuk kemandirian dalam pertahanan nasional. Pesawat nirawak jenis kombatan ini hasil inovasi Konsorsium Kemenristek/BRIN dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dipimpin oleh Badan Pengakajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Selain PUNA, Menristek juga menunjukkan perkembangan N219 Amphibi. Pesawat ini merupakan bentuk dukungan terhadap program Tol Laut. Pesawat pengangkut berjenis amfibi ini mengusung teknologi composite, smart, light, and green technology. Pesawat ini dalam tahapan desain bentuk float.
"Pesawat ini difungsikan untuk berbagai keperluan, seperti pesawat penumpang, kargo, carter industri lepas pantai, search and rescue bencana, hingga pelayanan kesehatan dalam bentuk ambulans udara," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News