Inovasi panel surya portabel buatan mahasiswa ITS. Dok Humas ITS.
Inovasi panel surya portabel buatan mahasiswa ITS. Dok Humas ITS.

Mahasiswa ITS Kembangkan Panel Surya Portabel, Cocok untuk Daerah 3T

Arga sumantri • 17 Maret 2021 10:16
Surabaya: Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil merakit sebuah panel surya portabel ramah lingkungan. Produk tersebut bernama Dye Sensitized Smartphone Waste Environmental Solar Panel, atau bisa disebut dengan D-ETALON.
 
Produk ini dikembangkan empat mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS, yakni Hammam Dhiyaurrahman Yusdin, Hanif Sri Subaga Alim, Kevin Surija, dan Ahmad Aulia Zakiyal Fikri. Mereka berniat menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dengan inovasi berdesain portabel dan modular (rakitan) agar bisa dimanfaatkan masyarakat di sana.
 
Salah satu anggota tim, Hammam Dhiyaurrahman Yusdin menjelaskan komponen D-ETALON memiliki beberapa lapisan yang semuanya berbahan baku ramah lingkungan, seperti tumbuh-tumbuhan. Salah satunya, ialah bunga rosella, nantinya bunga rosella ini akan ditambahkan titanium dioksida (TiO2) untuk menjadi semacam cairan (pasta). 

"Fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dari D-ETALON ini," papar Hammam mengutip siaran pers ITS, Rabu, 17 Maret 2021.
 
Baca: Soal Inovasi, Indonesia Sebaiknya Tiru Chile Ketimbang Korsel dan Jepang
 
Hammam menyampaikan desain D-ETALON yang portabel dan modular akan memudahkan pengguna untuk memanfaatkan produk ini. Salah satu tujuan desain ini agar mudah didistribusikan.
 
"Produknya yang tidak terlalu besar serta desain yang mendukung ini, menjadi solusi untuk daerah 3T yang memiliki jalur pendistribusian yang sulit," ungkapnya.
 
 

Hammam mengakui, produk sel surya yang menggunakan bahan organik memang tidak seefisien solar panel pada umumnya. Namun, ia bersama tim mengakali hal tersebut dengan sistem konektor berbahan baku daur ulang plastik yang menghubungkan satu D-ETALON dengan D-ETALON lainnya. Terbukti, produk ini enam kali lebih efisien daripada sel surya berbahan organik lainnya.
 
Inovasi ini mengantarkan tim tersebut menjadi pemenang pada kompetisi ASEAN Innovative and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021, akhir Februari lalu. Mereka berhasil meraih medali emas dengan kategori Environmental Science.
 
Baca: Menristek: Sudah Waktunya Teknologi dan Inovasi Jadi Modal Pertumbuhan Ekonomi
 
Hammam menambahkan, inovasi ini juga diikutkan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun ini. Tim juga menambahkan fitur tambahan yaitu Solar Tracking System.
 
"Sistem ini akan membuat solar panel mengikuti arah matahari sesuai pergerakannya dari terbit hingga terbenam agar output-nya lebih maksimal," jelasnya.
 
Nantinya, kata Hammam, akan ditambahkan juga sensor cahaya yang terintegrasi dengan Arduino, pengendali mikro berbasis perangkat lunak. Sehingga, panel surya bisa bergerak mengikuti arah matahari.
 
Inovasi ini juga ditargetkan bisa dibawa ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) dan meraih kemenangan. Hammam berharap produk D-ETALON ini bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. 
 
"Di PKM nanti kita juga berencana buat menyampaikan ini (produk D-ETALON) ke masyarakat, mungkin seperti daerah 3T di Madura dan sekitarnya," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan