Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, Indonesia tidak bisa meniru langkah yang dilakukan Korea dan Jepang. Sebab, keadaan di dua negara berbeda dengan Indonesia.
"Kalau kita hanya mengikuti Korea dan Jepang kemungkinan case berbeda, Korea dan Jepang itu negara tidak punya sumber daya alam, sumber daya alam mereka yang sangat terbatas. Sehingga mereka memang habis-habisan melakukan inovasi di bidang teknologi," jelas Bambang dalam webinar Improving The Knowledge and Innovation Ecosystem for a Better Indonesia, Selasa, 16 Maret 2021.
Sementara itu, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya dengan beragam keanekaragaman hayati yang paling besar di dunia. Jadi, tidak mungkin Indonesia dapat meniru Korea Selatan dan Jepang.
"Berarti inovasi kita barangkali tidak bisa meniru persis seperti yang dilakukan oleh Korea dan Jepang, sebaliknya kita harus membuat suatu arus baru, yaitu inovasi yang berbasiskan sumber daya alam dan di sisi lain inovasi yang mendorong kemampuan di dalam teknologi digital," tambahnya.
Baca: Menristek: Sudah Waktunya Teknologi dan Inovasi Jadi Modal Pertumbuhan Ekonomi
Namun, Indonesia bisa mencontoh semangat pengembangan teknologi yang dilakukan Korea Selatan dan Jepang. Sedangkan dalam hal inovasi, Indonesia lebih cocok untuk meniru Chile. Terlebih, Chile merupakan negara Amerika Latin yang mampu lolos middle income trap lebih awal ketimbang Brasil dan Argentina.
"Berbasis sumber daya alam yang mereka miliki, khususnya di bidang pertambangan, yang di mana industri metal di Turki industri baja berkembang pesat setelah mereka melakukan upaya nilai tambah dari hasil tambang tersebut," tambah dia.
Menurut dia, untuk mendorong inovasi, perlu penguatan kerja sama antara ilmuwan dengan entrepreneur. Ini merupakan hal penting, yakni bagaimana membawa hasil inovasi ke pasar, mempunyai daya saing dan akhirnya bisa diterima oleh masyarakat.
"Di situlah peran yang namanya startup atau pengusaha pemula berbasis teknologi sebagai enterpreneur yang membawa teknologi tersebut dan inilah yang harus benar-benar kita groom di Indonesia, bonus demografi yang kita miliki harus diarahkan agar dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia punya new generation of entrepreneur," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News