Inovasi mahasiswa Unair, Water Flutter Drone. Foto: Dok. Unair
Inovasi mahasiswa Unair, Water Flutter Drone. Foto: Dok. Unair

Teknologi Water Flutter Drone Optimalkan Monitor Kualitas Air

Citra Larasati • 29 Oktober 2021 11:41
Jakarta:  Dua mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) berhasil meraih juara 1 dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Airlangga Maritim Week (AMW). Kedua mahasiswa itu mencetuskan ide penggunaan drone amfibi untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas hasil panen perikanan budidaya bernama ‘Water Flutter Drone’.
 
Mereka ialah Novera Indriani dan Nareswari Natha Udiyani. Novera selaku ketua tim memaparkan bahwa Indonesia dinobatkan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Maka tidak heran jika Indonesia memiliki sumberdaya perikanan laut yang beragam dan melimpah.
 
Namun, Novera menyayangkan potensi perikanan di Indonesia belum optimal. Terutama pada lahan perikanan budidaya.

Pasalnya, dalam budidaya ikan kerap ditemui pencemaran pada kolam akibat sisa pakan. Hal itu tentu mengganggu ikan atau udang di dalamnya.
 
Selain pakan, peran kualitas air juga sangat vital sebab sebagai indikator keberhasilan budidaya. Pengelola tambak perlu melakukan monitoring kualitas air setiap hari sebanyak dua kali.
 
Untuk itu, Novera dan tim berupaya mengoptimalkannya teknologi yang sudah ada yaitu drone.
Drone yang sudah ada saat ini kebanyakan hanya mampu mengambil gambar dan video saja dan belum terlalu terlihat manfaatnya,” ucapnya.
 
Baca juga:  BRIN Umumkan Pemenang LKIR ke-53 dan NYIA ke-14, Ini Daftarnya
 
Sementara ide kami, sambungnya, water flutter drone memiliki sensor yang dapat memudahkan petambak mengukur kualitas air, seperti suhu, ph, dan oksigen. Ada pula sensor LiDar yang berfungsi untuk pemetaan kincir air dan pemantauan kolam dari sisi atas, sensor cahaya LDR untuk mengecek sisa pakan dalam kolam, dan sensor sonar untuk mengukur  kepadatan ikan.
 
Jika kualitas air dicek secara berkala kemudian segera diberi tindakan saat terjadi nilai yang tidak ideal, hal itu bisa meminimalisir kegagalan panen, sehingga bisa membantu perekonomi petambak.
 
Tim juga tidak asal-asalan menawarkan solusi water flutter drone. Hal itu dilandasi hasil wawancara pada petani ikan sehingga hasil yang didapat pun cukup representatif.
 
“Jadi kami bisa memahami kebutuhan teknologi seperti apa yang dibutuhkan oleh pengelola perikanan budidaya saat ini,” jelas Novera.
 
Selain memberikan ide untuk petambak, mereka juga turut mendorong ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 1 tanpa kemiskinan dan SDGs ke 8 mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.  Sebagai penutup, Novera mengungkapkan harapannya agar inovasinya dan tim benar-benar terealisasi dan membantu kebutuhan perikanan.
 
“Harapan kami agar inovasi water flutter drone ini dapat direalisasikan dan membantu pengelola perikanan budidaya yang ada di Indonesia sehingga dapat mengoptimalkan kuantitas  dan kualitas hasil panen yang mereka peroleh,” terangnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan