Jerami. Foto: Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji
Jerami. Foto: Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji

Jerami Jadi Bahan Bakar Hidrokarbon, Ini Penjelasan Pakar IPB

Citra Larasati • 20 November 2025 15:04
Jakarta: Dosen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University, Dr Leopold Oscar Nelwan, ikut menyoroti berkembangnya isu pemanfaatan jerami sebagai bahan bakar alternatif.  Namun sayangnya, informasi terkait isu teknologi tersebut masih sangat terbatas.
 
Beberapa sumber memberi petunjuk bahwa jerami diperlakukan sebagai biomassa lignoselulosa dalam proses konversinya. “Dalam konteks ini, penting untuk menegaskan bahwa yang dimaksud dengan bahan bakar adalah hidrokarbon, bukan etanol atau biodiesel, karena hanya hidrokarbon yang memenuhi standar komersial jika dipasarkan secara murni untuk engine,” ujarnya, Kamis, 20 November 2025.
 
Ia menjelaskan, hidrokarbon merupakan senyawa yang tersusun dari karbon dan hidrogen, yang umumnya diklasifikasikan menjadi paraffin, isoparaffin, olefin, dan aromatik.  Menurutnya, jumlah karbon menentukan sifat fisik dan penggunaan bahan bakar tersebut, misalnya bensin berada pada rentang C5–C12 dan solar pada C12–C20.

Leopold menerangkan, terdapat banyak jalur konversi biomassa lignoselulosa menjadi hidrokarbon, meski sebagian besar masih pada tahap penelitian. Beberapa jalur populer yang ia sebutkan meliputi proses termokimia seperti gasifikasi yang dilanjutkan dengan sintesis Fischer–Tropsch (FT), serta pirolisis cepat yang menghasilkan bio-oil yang dilanjutkan melalui proses hydrotreating.
 
Selain itu, Leopold menjelaskan konversi melalui hidrolisis monosakarida, baik direct sugar to hydrocarbon conversion (DSHC) maupun via etanol dengan mekanisme alcohol to hydrocarbon. “Dari seluruh proses tersebut, yang paling mendekati tahap komersialisasi adalah gasifikasi dan FT, karena prinsipnya telah diterapkan pada konversi batu bara,” jelasnya.
 
Leopold mengurai, banyak tahapan-tahapan proses konversi baik dari proses termokimia maupun melalui hidrolisis monosakarida memerlukan katalis khusus serta kondisi operasi bersuhu dan bertekanan tinggi. Biaya konversi (energi), sebutnya, masih menjadi tantangan besar. “Beberapa literatur menyebutkan bahwa biaya menghasilkan satu liter bahan bakar melalui proses FT dari batu bara mencapai 0,8–1,6 USD. Bahkan biaya prosesnya bisa lebih dari empat kali harga batu baranya,” tuturnya.
 
Meski demikian, ia menegaskan bahwa konsep konversi limbah biomassa menjadi bahan bakar merupakan bagian dari biofuel generasi kedua yang mendukung keberlanjutan. Namun, tetap saja teknologi tersebut belum luas diterapkan karena investasi dan biaya proses yang tinggi.
 
Leopold menilai, klaim biaya produksi rendah perlu dihitung kembali, termasuk faktor energi dan investasi. Ia menyimpulkan bahwa teknologi ini berpotensi meningkat kelayakannya atau bisa bersaing apabila harga bahan bakar fosil naik atau dibatasi.
 
Baca juga:  Mengenal Bobibos, Bahan Bakar dari Jerami yang Diklaim Setara Pertamax Turbo

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan