Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kolaborasi penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah yang signifikan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, penelitian tersebut juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memecahkan permasalahan covid-19 di Indonesia.
“Peran peneliti salah satunya memberikan kontribusi dan solusi terhadap permasalahan nasional, terutama saat ini pada masalah penanganan pandemi covid-19 di Indonesia," kata Bambang dalam konferensi video di Jakarta, Kamis malam, 9 April 2020.
Baca: Ventilator Buatan ITS Segera Diproduksi Massal
Bambang menyebut, tema program tahun ini yakni bagaimana riset dan inovasi diaspora diarahkan untuk mendukung penanganan pandemi covid-19 di Indonesia. Untuk itu, topik penelitian yang diusulkan fokus mendukung penanganan permasalahan pandemi dari berbagai bidang ilmu.
"Baik public health, medicine, engineering, pemanfaatan big data, bagaimana penanganan masalah ekonomi setelah pandemi berakhir, ketahanan sosial masyarakat, dan selanjutnya,” ujarnya.
Setiap proposal dalam program ini akan mendapat suntikan dana Rp2 Miliar per tahun dengan durasi tiga tahun. Dana riset ini berasal dari pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta dikelola Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang bekerja sama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN.
Direktur Utama LPDP, Rionald Silaban berharap, skema ini bisa mendorong terciptanya kolaborasi riset antara periset nasional dengan diaspora dalam rangka meningkatkan kualitas riset nasional.
Sekaligus, sebagai ruang kontribusi bagi diaspora untuk turut membangun kemandirian teknologi dan daya saing ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nasional. Terutama pemanfaatannya dalam hal penanggulangan covid-19 di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News