Kerja. DOK Freepik
Kerja. DOK Freepik

Ilmuwan Temukan Neuron Pemicu Kecemasan dan Cara Mengendalikannya

Renatha Swasty • 18 November 2025 12:18
Jakarta: Sebuah temuan ilmiah terbaru membuka harapan baru bagi upaya peningkatan kesehatan mental. Peneliti dari Spanish National Research Council dan Miguel Hernández University of Elche (CSIC-UMH), Spanyol berhasil menemukan kelompok neuron khusus di bagian amigdala otak yang ternyata berperan besar dalam memicu kecemasan.
 
Dengan memahami mekanisme ini, para ahli menilai pendekatan penanganan kecemasan di masa depan bisa menjadi lebih efektif, personal, dan tepat sasaran.
 
Dilansir dari ScienceAlert, penelitian tersebut menunjukkan hanya dengan “menyeimbangkan ulang” aktivitas sejumlah neuron di amigdala (bagian otak yang mengatur emosi, pengambilan keputusan, dan memori), para ilmuwan berhasil menghilangkan gejala kecemasan, depresi, hingga gangguan sosial pada tikus percobaan.

Semua itu dilakukan dengan mengatur kembali ekspresi gen GRIK4 yang mengontrol produksi protein GluK4. Apabila diproduksi berlebihan, protein ini membuat tikus menunjukkan perilaku seperti menghindari ruang terbuka, takut bersosialisasi, dan mengalami tanda-tanda depresi.
 
Melalui teknik penyuntingan gen, para peneliti memotong salinan berlebih dari gen tersebut sehingga produksi GluK4 menurun. Yang mengejutkan, tikus yang sebelumnya menunjukkan perilaku abnormal kembali berperilaku normal hanya dengan intervensi kecil itu.
 
“Penyesuaian sederhana ini cukup untuk membalikkan perilaku terkait kecemasan dan defisit sosial, dan itu luar biasa,” ujar seorang ilmuwan yang terlibat.
 
Tim peneliti juga menemukan neuron-neuron yang bermasalah tersebut berada di wilayah basolateral amygdala (BLA). Ketika neuron-neuron ini dikembalikan ke kondisi seimbang, gangguan perilaku menghilang.
 
Meski demikian, para peneliti mencatat kemampuan tikus dalam mengenali objek tetap tidak sepenuhnya pulih. Hal ini menandakan bagian otak lain yang juga terpengaruh kecemasan masih membutuhkan perhatian.
 
Bagi dunia pendidikan, temuan ini sangat relevan. Kecemasan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi siswa dan mahasiswa, mulai dari kecemasan akademik, tekanan sosial, hingga burnout.
 
Apabila pada akhirnya penelitian ini berkembang menjadi terapi yang aman untuk manusia, pendekatan tersebut dapat membantu mengurangi hambatan psikologis yang mengganggu proses belajar dan perkembangan sosial pelajar.
 
Meski uji coba pada manusia masih jauh, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal iScience ini memberikan landasan kuat bahwa terapi berbasis saraf yang lebih terarah dapat menjadi masa depan penanganan gangguan kecemasan di masyarakat umum. (Sultan Rafly Dharmawan)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan