Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN M Rokhis Khomarudin mengatakan, dengan memanfaatkan metode Geo-AI, pihaknya mencoba melakukan dengan mesin, dengan menggunakan temporal data yang cukup banyak. Kemudian, dianalisis bagaimana perubahan penutupan lahannya.
"Dan bagaimana tingkat kesehatan dari danau maupun DAS," kata Rokhis dalam Webinar Talk to Scientists: Riset dan Inovasi untuk Indonesia Tangguh Bencana di Jakarta, Kamis, 7 Oktober 2021.
Rokhis menuturkan jika dengan metode konvensional, maka dari citra satelit dilihat parameter fisik perairan yang kemudian diinterpretasi oleh ahli. Kelemahan metode tersebut adalah proses membutuhkan waktu lebih lama, hasil interpretasi bergantung ahli, ketidakpastian hasil, dan harus membuat hasil training sampel.
Baca: BRIN Kembangkan Teknologi Penginderaan Jauh Berbasis Kecerdasan Buatan
Sementara, dengan metode Geo-AI, kata dia, diperoleh keunggulan berupa proses cepat, mampu ekstraksi dari suatu pola, dapat menciptakan suatu pola pengetahuan melalui kemampuang belajar (self organizing). Selain itu, interpretasi dapat dilakukan oleh mesin sehingga tidak bergantung pada kehadiran ahli.
Menurut Rokhis, kesehatan DAS sangat penting untuk bisa memperkirakan bagaimana potensi bencana yang terjadi di masa depan.
"Data satelit penginderaan jauh juga dapat dimanfaatkan mendeteksi potensi bencana dan menghitung secara cepat kerusakan akibat bencana baik kerusakan bangunan maupun kerusakan penutup lahan yang lain," jelasnya.
Dengan demikian, kata dia, pemanfaatan perkembangan terkait big data, machine learning, kecerdasan buatan, internet of things, dan crowdsourcing atau urun daya. Selain itu, dapat meningkatkan kapasitas penginderaan jauh terutama untuk penanggulangan bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id