Guru besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) dalam bidang ilmu Imunologi Molekuler Infeksi Rongga Mulut, Muhammad Luthfi. DOK Unair
Guru besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) dalam bidang ilmu Imunologi Molekuler Infeksi Rongga Mulut, Muhammad Luthfi. DOK Unair

Guru Besar Unair Teliti Neutrofil untuk Cegah Karies Gigi pada Anak Usia Dini

Renatha Swasty • 27 Juli 2023 13:51
Jakarta: Guru besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) dalam bidang ilmu Imunologi Molekuler Infeksi Rongga Mulut, Muhammad Luthfi, menyebut hasil penelitiannya mengungkap prevalensi kasus karies gigi pada anak usia dini mencapai 80-90 persen di berbagai negara berkembang. Lutfi meneliti neutrofil untuk mendeteksi penyakit tersebut.
 
Luthfi menjelaskan karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis. Penyebabnya bakteri Streptococcus mutans (S. mutans). Penderita karies gigi umumnya mengalami gejala nyeri, abses akut maupun kronis, demam, dan pembengkakan pada bibir sehingga nafsu makan menurun.
 
“Karies gigi pada anak usia dini adalah masalah kesehatan yang sangat serius karena bisa menular. Penyakit ini juga menjadi faktor infeksi dari berbagai penyakit sistemik,” kata Luthfi saat menyampaikan orasi ilmiahnya dalam pengukuhan guru besar dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 27 Juli 2023.

Luthfi menyebut berbagai upaya pencegahan karies gigi telah dilakukan. Misalnya, menggosok gigi yang benar, fluoridasi dengan topikal aplikasi, bahkan pembuatan vaksin yang sampai saat ini belum menunjukkan hasil maksimal.
 
Persoalan ini mendorong Luthfi beralih pada identifikasi peran imunologi dari sel kekebalan tubuh bawaan, yakni sel neutrofil. Dia menjelskan sel tersebut dapat melindungi atau mencegah infeksi akibat karies gigi.
 
Selain itu, neutrofil sebagai komponen pertahanan utama terhadap mikroba berfungsi mengatur aktivasi respons imun. “Neutrofil memiliki peran penting dalam membunuh mikroba patogen melalui proses fagositosis, yang secara signifikan lebih efektif karena adanya proses opsonisasi oleh antibodi dan komplemen pada permukaan mikroba,” papar Luthfi.
 
Dia menjelaskan permukaan sel neutrofil mengandung reseptor spesifik yang mampu mengenali mikroba. Di antaranya, reseptor IgA atau FcαR (CD89) dan reseptor komplemen 1 (CR1, D35). Kedua reseptor itu berpotensi menjadi penanda deteksi karies gigi pada anak usia dini.
 
“Kualitas netrofil yang menurun memicu melemahnya fungsi fagositosis neutrofil yang terdeteksi melalui ekspresi CD35 dan CD89. Serta ekspresi CD63 dan CD66b pada permukaan netrofil saliva menyebabkan peningkatan S. mutans pada permukaan gigi mengalami demineralisasi,” papar dia.
 
Baca juga:  Guru Besar Unair Dorong Program Pemberdayaan Bagi Perempuan HIV/AIDS

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan