Delita memaparkan, proses pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah dalam tubuh dilakukan di sumsum tulang. Ibarat sebuah pabrik, jika pasokan bahan bakunya kurang optimal, akan berdampak pada kualitas hasil produksinya.
Selain dari bahan baku yang kurang, tidak optimalnya pembentukan sel darah merah juga disebabkan adanya kelainan pada 'mesin pembuat' sel darah merah. Secara medis, kelainan ini disebut dengan penyakit talasemia.
Baca: Kasad Dukung Penelitian Sel Dendritik untuk Covid-19
Faktor lainnya adalah anemia bisa terjadi karena kebutuhan darah yang meningkat. Kondisi ini terjadi tatkala seseorang mengalami perdarahan, sehingga rentan menyebabkan anemia.
Delita mengungkapkan, untuk bisa membedakan anemia karena nutrisi dengan penyakit bisa melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang paling umum adalah melakukan pemeriksaan sel darah menggunakan mikroskop.
Pemeriksaan menggunakan mikroskop dilakukan untuk memprediksi penyebab anemia secara awal. "Walaupun tidak terlalu tepat, tetapi (pemeriksaan) bisa memprediksi kelainan ini karena di pabrik, karena bahan bakunya, atau karena kebutuhan meningkat tadi. Terlihat dari bentuk sel darahnya," terang Delita mengutip siaran pers Unpad, Kamis, 27 Mei 2021.
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad Susi Susanah menuturkan, anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin di bawah rata-rata. Anemia terjadi karena kurang sel darah merah atau kurang darah, bukan tekanan darah rendah.
"Tekanan darah rendah tidak ada hubungannya dengan anemia," ujar Susi.
Kadar hemoglobin ideal berbeda-beda sesuai kelompok umur. Sesuai standar WHO, kadar hemoglobin untuk anak usia di bawah 5 tahun adalah 11 gram/desiliter. Sementara anak usia 5-10 tahun adalah 11,5 gram, anak usia di bawah 14 tahun kadar hemoglobinnya di bawah 12 gram, sedangkan di atas usia 14 tahun kadar hemoglobinnya mengikuti standar orang dewasa.
Baca: Simak, Ini Kekeliruan yang Umum Ditemukan dalam Karya Ilmiah
Susi memaparkan, ada tanda-tanda yang umum tampak apabila seseorang mengalami anemia. Paling mudah bisa dilihat dari warna pada telapak tangan, kaki, dan bantalan kuku. Jika bantalan kuku lambat memerah saat ditekan dan dilepas kembali, maka itu bisa dikategorikan sebagai anemia.
Selain itu, seseorang juga bisa mengecek kadar darah pada konjungtiva atau kelopak mata bagian dalam. Saat kelopak ditarik, apabila kongjungtiva merah, maka kadar darahnya masih normal.
Gejala anemia yang kerap dijumpai adalah wajah pucat, gampang sesak, penurunan aktivitas, hingga mudah lelah. "Nanti anemia atua tidak harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan," kata Susi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News