Hasil penelitian Prayitno dan Sutirtoadi (2019) menunjukkan bahwa penerapan teknologi nano dapat mengubah ukuran partikel kalsium kerabang telur dari ukuran 13.229 nm menjadi 347 nm. Dengan kandungan kalsium sekitar 54,36 sampai 59,27%. Hal ini yang mendorong tim ini untuk melakukan riset terapan dengan mengembangan produk sosis ayam dengan kandungan nano kalsium alami.
Faradinda menerangkan, kalsium yang berukuran nano dapat lebih mudah larut dan memiliki efisiensi penyerapan yang tinggi di usus dikarenakan adanya peningkatan luas permukaan. Sedangkan, kalsium yang umum berukuran mikro kalsium. Nano kalsium kerabang telur itik dapat dijadikan sebagai zat anti bakteri dan mampu meningkatkan penyerapan kalsium tubuh
Ia mengatakan, kerabang telur itik yang berukuran nano dapat dijadikan sebagai sumber kalsium pangan alami yang sangat baik dengan komponen fungsional yang dapat memberi efek positif pada kesehatan.
"Sosis ayam dipilih sebagai produk yang dikembangkan karena memiliki daya terima yang tinggi di masyarakat Indonesia sebagai produk ready to cook (RTC) dan ready to eat (RTE)," Ujar Faradinda.
Baca: Mahasiswa Unsoed Sulap Air Irigasi Jadi Energi Listrik
Faradinda menjelaskan, sosis termasuk produk olahan daging yang disimpan dalam kondisi beku karena mudah rusak apabila disimpan pada suhu ruang. Oleh karena itu, pada penelitian ini, tim PKM Polije juga menggunakan berbagai jenis packaging untuk mengemas sosis ayam seperti kemasan polyethylene, nylon, dan retort pouch.
Faradinda berharap penelitian ini dapat menghasilkan produk sosis ayam dengan kandungan nano kalsium alami dengan packaging yang terbaik. Sehingga, hasil penelitian ini dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha rintisan berbasis teknologi ke depannya.
Penelitian ketiga mahasiswa Polije tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News