Inovasi ini digagas mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2019 Lilis Dwi Saputri, mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2019 Elsa Wulandari, dan mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2018 Febri Nur Azra. Tim ini berhasil lolos pada pendanaan Program Kreativitas mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Tahun 2021.
"Sebagai mahasiswa Teknik Pertanian, kami ingin ikut andil dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian, khususnya padi di Indonesia," ungkap Ketua tim PKM-KC Lilis Dwi Saputri mengutip siaran pers Unsoed, Kamis, 19 Agustus 2021.
Sebagai negara agraris, kata dia, seharusnya Indonesia mampu mencukupi kebutuhan beras masyarakat, tetapi sampai saat ini produksi beras belum mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Setelah mencari tahu di berbagai sumber, banyak faktor yang menyebabkan, salah satunya adalah kegagalan panen padi yang disebabkan oleh hama.
Menurut dia, Hama padi ini berperan besar dalam menyebabkan kegagalan panen, sehinga harus segera dicari solusi yang efektif dan efisien. Sebagian petani telah melakukan berbagai cara untuk mengusir hama burung, yakni dengan memasang bunyi-bunyian, dan membunyikannya secara berkala serta secara manual. Ada juga petani yang harus menunggu satu hari penuh di sawah.
Baca: Mahasiswa UB Buat Lavoisier, Aplikasi Virtual Laboratorium Kimia Dasar
Namun, Lilis mengatakan, hal tersebut kurang efektif dan efisien karena petani yang datang berkala ke sawah pasti akan kecolongan oleh hama burung dan yang harus menunggu seharian di sawah akan menghabiskan banyak waktu. Ia menyebut Wapoge bisa jadi solusi untuk menggerakkan turbin ulir yang gerakannya akan difungsikan untuk menggerakkan orang-orangan sawah yang dapat bekerja selama 24 jam.
"Selain itu, Wapoge ini juga menghasilkan energi listrik yang dimanfaatkan untuk menangkap hama serangga pada malam hari. Sehingga, kami menganggap alat ini lebih efektif dan efisien dalam pengusiran burung dan penangkapan hama serangga yang menyerang padi dan juga dapat membantu meringankan pekerjaan petani," jelasnya.
Tim ini melakukan penelitian pada Juni sampai Juli untuk menghasilkan Wapoge yang dapat bekerja untuk pengusiran dan penangkapan hama. Uji coba alat ini dilakukan pada saluran irigasi aliran rendah di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Setelah melakukan penelitian, alat ini mampu digunakan untuk menggerakkan orang-orangan sawah dan juga mengasilkan energi listrik dan dapat digunakan untuk menangkap hama serangga. Meski demikian, Lilis mengakui Wapoge masih harus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Setelah melewati berbagai uji, saat ini Wapoge dalam proses untuk mendapatkan paten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News