Konferensi pers GeNose C19 masuk dua jurnal. DOK UGM
Konferensi pers GeNose C19 masuk dua jurnal. DOK UGM

Alat Deteksi Covid-19 Bikinan UGM, GeNose C19 Berhasil Publikasi di Dua Jurnal

Renatha Swasty • 23 Agustus 2022 12:13
Jakarta: Tim GeNose C19 Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mempublikasikan data riset GeNose C19 sebagai alat skrining covid-19 di dua jurnal internasional bereputasi pada Agustus 2022. Kedua jurnal tersebut, ialah Artificial Iintelligence in Medicine (AIIM) dan Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine.
 
Penemu GeNose C19, Kuwat Triyana, mengatakan tim GeNose C19 UGM telah mempublikasikan sebagian riset data GeNose C19 sebagai bagian pertanggungjawaban ilmiah riset hilirisasi implementasi GeNose C19 sebagai alat skrining covid-19. Kedua publikasi tersebut merupakan tahap awal dari total data yang saat ini dalam proses penyelesaian penulisan manuskrip yaitu terkait data hasil uji klinis multisenter dan uji eksternal yang melibatkan multi institusi.
 
Data-data riset GeNose C19 berhasil terpublikasikan di Artificial Intelligence in Medicine (AIIM), yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 7,011, berjudul Hybrid learning method based on feature clustering and scoring for enhanced COVID-19 breath analysis by an electronic nose, terbit pada bulan Mei 2022 (Vol. 129(02323), Hal. 1-13).

Sementara itu, dalam Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine, yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 15,357, dengan judul Fast and noninvasive electronic nose for sniffing out COVID-19 based on exhaled breath-print recognition, terbit pada bulan Agustus 2022 (Vol. 5(115), Hal. 1-17).
 
“Diterimanya publikasi hasil riset GeNose menunjukkan konsep sensing infeksi dengan analisis volatile organic compound (VOC) napas berbasis big data dan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dapat diterima dalam aplikasi klinisnya,” kata Kuwat dalam konferensi pers, Selasa, 23 Agustus 2022.
 
Kuwat menuturkan dengan diterimanya konsep ini, pemanfaatan AI dan teknologi informasi menjadi revolusi dalam memanajemen penyakit baik penyakit infeksi maupun non-infeksi. Data-data yang dikumpulkan dari pasien dengan metode tertentu terstandarisasi dapat menjadi sumber biomarker baru yang valid, reproducible, dan terjangkau.
 
“Hanya memang diperlukan pengujian terus menerus dan update dari database serta algoritma AI untuk terus dapat meningkatkan performa diagnostiknya," papar dia.
 

Kuwat menyebut untuk proses learning berbasis hybrid dibahas lengkap di manuskrip pertama. Sedangkan, proses pengujian hasil learning uji diagnostik multisenter sekaligus hasil validasi eksternal akan diterbitkan di jurnal internasional bereputasi berikutnya.
 
Kuwat memaparkan GeNose C19 saat ini memang sudah tidak diproduksi lagi. Namun, pihaknya terus melakukan pengembangan AI selain untuk deteksi covid-19, GeNose ke depan juga dikembangkan menjadi alat diagnostik beragam penyakit lain.
 
Beberapa di antaranya deteksi kanker serviks melalui sampel urine pasien, deteksi TB melalui sampel napas pasien, deteksi sepsis pada neonates lewat sampel feses pasien, serta deteksi jenis bakteri pada ulkus diabetikum.
 
“Dalam bidang medis, beberapa mesin GeNose C19 yang merupakan mesin cadangan saat ini menjalani uji profiling yang segera dilanjutkan untuk uji diagnostik secara non-invasif untuk deteksi kanker serviks, TB, sepsis, dan jenis bakteri di ulkus diabetikum. GeNose C19 yang ada saat ini nantinya bisa dipakai untuk deteksi keempat penyakit tersebut dengan sedikit penyesuaian dan modifikasi pada bagian samplingnya,” papar Kuwat.
 
Peneliti GeNose C19 lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra, menuturkan Genose C19 pada 2021 telah dipergunakan secara luas. Pemanfaatan alat ini dengan menggunakan skema emergency use authorization (EUA) sebagai bagian bentuk hilirisasi dan tindakan cepat dalam upaya untuk berkontribusi mengendalikan penyebaran virus covid-19.
 
Proses pengerjaan dua publikasi GeNose ini tidak dikerjakan dalam jangka waktu sebentar. Pengumpulan data dan penulisan dilakukan sejak 2020.
 
Proses submisi sudah dilakukan sejak “patent granted” di 2021 dan setelah melalui revisi dan diskusi intensif dengan reviewer kemudian manuskrip riset GeNose bisa diterima.
 

Dian mengatakan banyak ahli, akademisi, dan masyarakat ilmiah mempertanyakan alasan publikasi GeNose tidak keluar lebih dahulu baru kemudian dilakukan hilirisasi agar tidak terjadi penolakan dan kontroversi. Dia menuturkan proses hilirisasi dalam kondisi pandemi normal umumnya publikasi dilakukan setelah uji klinis lalu pendaftaran ke Dirjen Farmalkes untuk mendapat izin edar.
 
Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19, setelah proses uji klinis, hasil uji klinis dapat diajukan langsung ke pendaftaran izin edar, sembari menunggu proses publikasi.
 
“Bisa dibayangkan jika GeNose C19 saat itu mengikuti alur hilirisasi normal, selain pemanfaatan baru akan keluar pada 2022 di mana kasus sudah tidak dominan sehingga hilirisasi tidak tepat waktu. Selain itu akan kalah jauh dengan breathalizer lain yang sedang diaplikasikan di dunia," papar dia.
 
Saat ini, GeNose C19 sedang dalam proses perpanjangan izin edar sekaligus mengepakkan sayap ke Malaysia, Singapura, Jepang, dan Kamboja. Selain itu, juga dilakukan update berkala pada piranti lunak GeNose C19 ke versi terbaru 1.4.2 yang telah memiliki data base varian omicron, B.A. 3, dan B.A 5.
 
Rektor UGM, Ova Emilia, menyampaikan publikasi GeNose C19 dalam dua jurnal bereputasi internasional tersebut menunjukkan pengakuan dari dunia bahwa metode identifikasi infeksi dengan metode volatile dapat diterima. Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran paradigma dalam proses identifikasi suatu infeksi.
 
“Kalau dulu itu identifikasi dari hewannya, sekarang dilihat dari gejala dapat diidentifikasi dengan konsep data yang banyak sehingga terkumpul pola-pola yang mengarah pada penyakit tertentu,” kata dia.
 
Sementara itu, Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo, menuturkan UGM terus mendorong hilirisasi berbagai hasil penelitian. Sehingga, luaran yang dihasilkan tidak hanya dalam bentuk jurnal saja, tetapi dapat dinikmati langsung oleh masyarakat dengan menggandeng dunia usaha dan industri.
 
Baca juga: Akurasi GeNose C19 Sempat Diragukan, Ini Penjelasan UGM

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan