Pada 2010, lapisan es yang terdapat di gunung tersebut meleleh karena pemanasan global, dan perubahan dari musim dingin ke musim semi. Gunung Eyjafjallajökull setiap tahun esnya mencair sebanyak 11 miliar ton.
"Karena es itu meleleh maka bisa dibayangkan gunung api yang tadinya tertutup es sebagai penahan tudungnya, esnya hilang tiba-tiba. Beban yang hilang tersebut membuat kekurangan tekanan yang dapat menyebabkan magma di dalam gunung tersebut sangat mudah naik ke atas sehingga gunung api kemudian meletus," ungkapnya.
Gunung Meletus Dapat Menyebabkan Pemanasan Global
Letusan gunung api dapat menyebabkan terjadi pemanasan global (global warming). Hal ini disebabkan karena pada saat gunung api meletus, tidak hanya abu vulkanik yang dikeluarkan, tetapi juga kadang-kadang mengeluarkan gas.Baca: LIPI Prediksi Musim Hujan Hingga Februari, Tetap Waspada Banjir dan Longsor
Ada dua yang tipe gas yang secara signifikan dikeluarkan gunung api, yaitu gas CO2 dan SO2. Ketika CO2 keluar, maka terjadi efek rumah kaca. Panas yang masuk ke Bumi tertahan dan tidak bisa keluar lagi, sehingga terjadi global warming.
"Tetapi kalau SO2 yang keluar itu sebaliknya, gas ini seperti payung jadi panas dari matahari tidak bisa masuk maka letusan Tambora letusan Toba dan beberapa gunung api besar yang mengeluarkan SO2, menurunkan temperatur Bumi sampai beberapa tahun kemudian," bebernya.
Bagaimana Gunung Api di Indonesia? Menurut Mirzam, karena Indonesia berada di negara tropis, pengaruh faktor pemanasan global sangat kecil sekali. Sebab, Indonesia tidak punya gunung api yang tertutup es. Namun, letusan gunung api di Indonesia bisa mempengaruhi pemanasan global ketika gunung-gunung api itu meletus bersamaan dan mengeluarkan gas CO2 secara signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News