Ilustrasi obesitas. DOK Shutterstock
Ilustrasi obesitas. DOK Shutterstock

Ilmuwan Temukan Sel Lemak yang Dapat Sebabkan Obesitas

Renatha Swasty • 03 Maret 2025 22:03
Jakarta: Ilmuwan menemukan subtipe sel lemak unik dalam tubuh manusia. Peneliti menemukan sel-sel tersebut mungkin berperan dalam obesitas.
 
Penelitian yang dipublikasikan pada 24 Januari di jurnal Nature Genetics ini, secara teoritis dapat membuka jalan bagi terapi baru untuk mengurangi efek hilir dari obesitas, seperti peradangan atau resistensi insulin.
 
“Menemukan subtipe [lemak] ini adalah sesuatu yang sangat mengejutkan,” kata salah satu penulis studi Esti Yeger-Lotem, seorang profesor biologi komputasi di Ben-Gurion University of the Negev dikutip dari laman Live Science, Senin, 3 Maret 2025. “Hal ini membuka berbagai potensi penelitian di masa depan.”

Temuan ini menunjukkan sel-sel lemak “lebih beragam dan kompleks daripada yang kita duga sebelumnya,” kata Daniel Berry, seorang profesor ilmu nutrisi di Cornell University yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
 
Selama beberapa dekade terakhir, penelitian menunjukkan jaringan lemak lebih dari sekadar menyimpan kelebihan energi dalam tubuh. Sebagai contoh, sel lemak, yang juga disebut adiposit, dan sel kekebalan tubuh bekerja sama untuk berkomunikasi dengan otak, otot dan hati.
 
Hal ini membantu mengatur nafsu makan, metabolisme dan berat badan, dan juga terlibat dalam penyakit terkait. “Jika ada sesuatu yang salah di sana (di dalam jaringan lemak) hal itu akan memengaruhi tempat lain di dalam tubuh," kata Yeger-Lotem.

Tidak semua lemak diciptakan sama

Ilmuwan juga telah lama mengetahui lemak berlebih terkait dengan risiko kondisi kesehatan. Namun, salah satu dari sekian banyak aspek obesitas yang membuat ilmuwan bingung adalah tidak semua lemak diciptakan sama.
 
Lemak visceral - sel lemak yang berada di perut dekat dengan organ dalam - dikaitkan dengan risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah kesehatan dibandingkan dengan lemak di bawah kulit, yang dikenal sebagai lemak subkutan. Sebagai contoh, kelebihan lemak visceral memiliki risiko serangan jantung, stroke, diabetes, resistensi insulin, dan penyakit hati.
 
Penelitian juga menunjukkan lemak visceral lebih “proinflamasi” daripada lemak subkutan, yang berpotensi berkontribusi terhadap kesehatan yang buruk terkait dengan obesitas.
 
Untuk lebih memahami apa yang mungkin terjadi di dalam jaringan lemak, Yeger-Lotem dan rekan-rekannya memetakan “atlas sel” adiposit sebagai bagian dari Human Cell Atlas, sebuah proyek global yang bertujuan untuk memetakan semua sel dalam tubuh manusia.
 
Para peneliti membuat peta ini dengan menggunakan pengurutan RNA nukleus tunggal (snRNA seq), yang mengukur gen mana yang aktif dan sejauh mana dengan melihat RNA, sepupu molekuler DNA. Molekul RNA bertindak sebagai cetak biru untuk protein, mengantar instruksi dari DNA di dalam inti sel ke tempat pembuatan protein. Dengan mengukur RNA dalam inti sel yang diekstrak dari jaringan lemak, tim mengumpulkan petunjuk tentang apa yang dilakukan setiap sel di dalam jaringan.
 
Yeger-Lotem dan rekan-rekannya memeriksa sampel lemak subkutan dan viseral yang dikumpulkan dari 15 orang selama operasi perut elektif. Sebagian besar adiposit tergolong “klasik” - yang berarti menyimpan kelebihan energi adalah tujuan utama mereka.
 

Tetapi sebagian kecil dari sel-sel lemak adalah “non-klasik,” karena RNA mereka menunjukkan mereka menjalankan fungsi yang biasanya tidak terkait dengan sel-sel lemak.
 
Di antara sel-sel ini adalah “adiposit angiogenik,” yang membawa protein yang biasanya digunakan untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah; “adiposit terkait imun,” yang membuat protein yang terkait dengan fungsi sel imun; dan “adiposit matriks ekstraseluler,” yang terkait dengan protein perancah yang membantu mendukung struktur sel. Subtipe sel ini, yang ditemukan dalam lemak viseral dan subkutan, juga dikonfirmasi di bawah mikroskop.
 
Niklas Mejhert, seorang profesor endokrinologi di Institut Karolinska di Swedia yang tak terlibat dalam penelitian mengatakan aplikasi mutakhir snRNA seq ini menunjukkan sel-sel ini mungkin berperan dalam ‘remodeling’ jaringan lemak. Renovasi di sini mengacu pada cara jaringan lemak berubah sebagai respons terhadap fluktuasi berat badan atau perubahan metabolisme.
 
Dia mengatakan renovasi yang sehat akan membantu menjaga keseimbangan metabolisme, tetapi jika tidak teratur, hal itu dapat memacu peradangan dan penyebab lain dari kesehatan yang buruk pada obesitas.
 
Penelitian ini juga menemukan perbedaan dalam jenis sel yang baru dideskripsikan, tergantung dari jaringan mana mereka diambil. Adiposit yang tidak konvensional dari lemak visceral tampaknya lebih mungkin untuk berkomunikasi dengan sistem kekebalan tubuh daripada yang ditemukan pada lemak kulit, kata Yeger-Lotem.
 
Hubungan dengan sel kekebalan tubuh ini menunjukkan subtipe sel tersebut mungkin berperan dalam memicu sifat proinflamasi lemak visceral, yang dapat membantu menjelaskan mengapa lemak perut lebih buruk bagi kesehatan.
 
Data juga mengisyaratkan donor jaringan lemak dengan resistensi insulin yang lebih tinggi cenderung memiliki konsentrasi sel yang tidak konvensional dalam lemak visceral yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki resistensi insulin yang lebih rendah.
 
Namun, Mejhert mencatat penulis tidak membuktikan hubungan sebab-akibat, sehingga tidak jelas apakah sel-sel tersebut dapat mendorong resistensi insulin dengan cara apa pun. Masih terlalu dini untuk mengetahuinya.
 
Apabila subtipe lemak ini dapat dikaitkan dengan penyakit manusia, memahami cara kerjanya dapat “membantu kita melawan proses inflamasi,” kata Yeger-Lotem. Hal itu berpotensi membantu dokter memprediksi risiko resistensi insulin pada orang dengan obesitas, dengan asumsi semua titik saling berhubungan, tambahnya.
 
Berry memperingatkan penelitian ini menggunakan ukuran sampel yang relatif kecil dan. Pada tahap ini, penelitian hanya menunjukkan sel-sel lemak memiliki fungsi yang tidak biasa.
 
“Wawasan ini menyoroti pentingnya memahami perilaku unik depot lemak untuk mengembangkan pengobatan yang ditargetkan untuk obesitas dan penyakit terkait,” kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan