Senada, Ketua Umum PP Kagama sekaligus Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo juga memuji inovasi-inovasi UGM. Menurutnya, inovasi alat kesehatan untuk penanggulangan covid-19 karya peneliti UGM menunjukkan spirit ke UGM-an yang khas.
"Ini sangat khas banget menunjukkan orang Bulaksumur dengan dedikasi, kemanusiaan, tidak berbayar, tidak memikirkan keuntungan," ucap Ganjar.
Menurut dia, ada sejumlah pihak yang masih cari untung di tengah pandemi covid-19, misalnya ketika harga masker melambung di awal-awal pandemi. Kemudian, dahulu sewaktu ramai-ramai rapid test dan semua 'berjualan'.
"Nampaknya pandemi menjadi lahan bisnis baru, dan bahkan memunculkan epidemiolog dadakan, farmakolog dadakan, semua berbicara dan bisa membereskan semua ini," ujar Ganjar.
Baca: Pakar UGM: Virus Nipah Potensial Jadi Pandemi
Ganjar mengatakan, pandemi ini menjadi titik balik untuk melakukan lompatan. Misalnya, deteksi covid-19 lewat embusan napas melalui alat GeNose.
"Memang tidak akan menggantikan PCR tapi ini bisa menjadi revolusi besar untuk merespons pandemi ini dan menjadikan kita tidak bergantung pada luar negeri untuk menyelamatkan bangsa dan kemanusiaan," terang Ganjar.
Sementara itu, peneliti Rapid Test RI-GHA, Sofia Mubarika, menyatakan pada awal pandemi yang dibutuhkan adalah tes diagnostik. Ini jadi sesuatu yang harus segera dimiliki karena saat itu tidak memiliki tes diagnotik untuk covid-19.
"Makanya kemudian tim harus mengembangkan alat tes diagnostik yang cepat karena momentum waktu sangat penting, dan pada saat itu telah masuk alat dari luar negeri yang harganya sangat bervariasi," ujar Sofia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News