GeNose C19. Foto: Dok UGM.
GeNose C19. Foto: Dok UGM.

Inovasi UGM dalam Penanganan Covid-19 Dinilai Berkontribusi Bagi Perekonomian

Arga sumantri • 02 Februari 2021 10:22
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (UGM) menelurkan beragam inovasi alat kesehatan guna membantu penanganan pandemi covid-19 di Indonesia. Misalnya, swab bilik yang dilengkapi dengan Hepa Filter, pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah, VTM, Rapid Test RI-GHA dan ventilator.
 
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi sederet inovasi tersebut saat menjadi pembicara kunci pada Kupas Tuntas GeNose, Ventilator, Rapid Test RI-GHA, dan VTM produksi UGM secara daring, Minggu, 31 Januari 2021. Terlebih, inovasi alat kesehatan UGM berbiaya ekonomis dan memberikan rasa aman sekaligus nyaman bagi masyarakat.
 
"Terutama untuk aktivitas-aktivitas perekonomian yang padat seperti pasar, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat wisata guna mendorong booting ekonomi di masyarakat dan berharap perlahan ekonomi Indonesia bertahap tumbuh kembali," ujar Airlangga mengutip siaran pers UGM, Selasa, 2 Februari 2021.

Baca: ITS Buat Setir Mobil Ramah Lingkungan, Dilengkapi Alarm Pendeteksi Ngantuk
 
Sebagai alumni, Airlangga merasa bangga atas semangat dan kerja keras sivitas akademika UGM dalam menghasilkan inovasi alat-alat kesehatan di masa pandemi covid-19. Berbagai produk yang dihasilkan merupakan produk-produk noninvansif yang harganya terjangkau dan bisa menjadi alat screening cepat dengan realibility yang tinggi, contohnya alat GeNose.
 
Airlangga menyebut pandemi covid-19 telah berdampak pada aspek kesehatan dan ekonomi. Puluhan juta orang terinfeksi dan jutaan orang meninggal dunia akibat wabah ini.
 
Relaksasi lockdown, menurutnya, berisiko meningkatkan kasus harian, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Makanya, pemulihan ekonomi menjadi tantangan seiring dengan penanganan penyebaran covid-19.
 
Menurutnya, Indonesia berupaya menyeimbangkan penanganan kesehatan dan ekonomi. Indonesia berada dalam kelompok negara yang termasuk 'best possible situation', dalam arti, penanganan kesehatan dan ekonomi dapat berjalan beriringan.
 
"Tidak saling mengorbankan salah satunya dan ditandai dengan tingkat kematian yang terkendali dan kontraksi GDP Q3-2020 lalu yang tidak terlalu dalam," ungkapnya.
 
 
Halaman Selanjutnya
Senada, Ketua Umum PP Kagama…
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan