Melansir dari laman ScienceDaily, penemuan ini berawal dari ide spontan seorang mahasiswa pascasarjana yang kemudian berkembang menjadi kolaborasi lintas laboratorium. Dalam penelitian tersebut menjelaskan sel senesen adalah sel yang berhenti berkembang biak tetapi gagal membersihkan diri dari tubuh seperti sel sehat pada umumnya.
Sel-sel ini muncul dalam banyak kondisi, termasuk kanker, penyakit Alzheimer, dan sepanjang proses penuaan. Meskipun para ilmuwan tengah mengembangkan cara untuk menghilangkan atau memperbaiki sel-sel ini, tantangan utamanya yaitu mendeteksi mereka dalam jaringan hidup tanpa mengganggu sel-sel sehat di sekitarnya.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Aging Cell ini menjelaskan metode baru untuk menandai sel senesen menggunakan aptamer. Struktur tiga dimensi dari aptamer ini dapat menempel pada protein yang ditemukan di permukaan luar sel.
Dalam eksperimen dengan sel tikus, tim berhasil mengidentifikasi beberapa aptamer langka yang dipilih dari lebih dari 100 triliun urutan DNA acak, yang mampu mengenali protein permukaan spesifik dan menandai sel senesen.
"Pendekatan ini menetapkan prinsip bahwa aptamer adalah teknologi yang dapat digunakan untuk membedakan sel-sel yang menua dari sel sehat," kata ahli biokimia dan biologi molekuler, Jim Maher, dikutip dari laman ScienceDaily, Selasa, 16 Desember 2025.
Meski masih menjadi langkah awal, hasil penelitian ini menunjukkan pendekatan tersebut berpotensi diterapkan pada sel manusia. Selain menyediakan metode penandaan, penelitian ini juga memberikan wawasan baru terkait biologi sel senesen.
“Hingga saat ini, tidak ada penanda universal yang mencirikan sel senesen. Studi ini dirancang untuk bersikap terbuka tentang molekul permukaan target pada sel senesen. Keindahan pendekatan ini adalah kami membiarkan aptamer memilih molekul untuk diikat," kata Maher.
Tim menemukan beberapa aptamer menempel pada varian protein yang disebut fibronektin di permukaan sel tikus. Para ilmuwan saat ini belum mengetahui bagaimana varian fibronektin ini berhubungan dengan penuaan. Namun, penemuannya menunjukkan aptamer dapat membantu mengidentifikasi ciri-ciri unik pada sel senesen. (Bramcov Stivens Situmeang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News