Ilustrasi lansia. DOK Freepik
Ilustrasi lansia. DOK Freepik

Setelah Usia 50 Tahun, Organ Tubuh Menua Lebih Cepat

Renatha Swasty • 17 September 2025 11:59
Jakarta: Pertumbuhan manusia ternyata tidak sesederhana transisi stabil dari masa kecil hingga tua. Penelitian terbaru mengungkap tubuh mengalami percepatan penuaan pada fase tertentu, terutama setelah memasuki usia 50 tahun.
 
Penuaan bukanlah proses yang berjalan rata, melainkan seperti melompat. Mulai dari masa pertumbuhan cepat saat anak-anak, lalu stabil di awal dewasa, dan kemudian mulai menanjak tajam seiring bertambahnya usia.
 
Setelah melewati usia ini, organ dan jaringan tubuh, terutama pembuluh darah, mulai menua lebih cepat dibandingkan dengan dekade sebelumnya. Tim peneliti dari Chinese Academy of Sciences menjelaskan berdasarkan perubahan protein di dalam tubuh, mereka berhasil membuat jam biologis untuk memetakan jalur penuaan organ. 

“Hasil analisis menunjukkan adanya titik balik penuaan pada usia sekitar 50 tahun, dengan pembuluh darah menjadi jaringan yang paling rentan dan yang menua lebih awal,” tulis tim peneliti dari Chinese Academy of Sciences dilansir dari laman Science Alert, Rabu, 17 September 2025. 
 
“Temuan ini memberi dasar untuk memahami penuaan manusia lewat sudut pandang protein,” tambah mereka.
 
Manusia memiliki harapan hidup jauh lebih panjang dibandingkan dengan sebagian besar mamalia. Namun, konsekuensinya adalah fungsi organ menurun dan meningkatnya risiko penyakit kronis seiring bertambahnya usia.
 
Selama ini, pola penuaan di tiap organ belum dipahami dengan baik. Karena itu, peneliti mempelajari bagaimana protein dalam berbagai jaringan tubuh berubah seiring waktu. Mereka mengumpulkan sampel jaringan dari 76 pendonor organ berusia 14–68 tahun yang meninggal karena cedera otak traumatis.
 
Baca juga: Penelitian Mengungkap Perjalanan ke Luar Angkasa Percepat Penuaan Sel Manusia 

Sampel ini mencakup tujuh sistem tubuh:
  1. Kardiovaskular (jantung dan aorta)
  2. Pencernaan (hati, pankreas, usus)
  3. Imun (limpa dan kelenjar getah bening)
  4. Endokrin (kelenjar adrenal dan jaringan lemak putih)
  5. Pernafasan (paru-paru)
  6. Integumen (kulit)
  7. Muskuloskeletal (otot)
Selain itu, mereka juga mengambil sampel darah.
 
Dari hasilnya, peneliti membuat katalog protein dari setiap sistem tubuh, lalu mencatat perubahan jumlahnya sesuai pertambahan usia. Para peneliti juga membandingkan temuan mereka dengan database penyakit dan gen terkait. Ditemukan ada 48 protein yang berkaitan dengan penyakit meningkat seiring usia, termasuk penyakit jantung, fibrosis jaringan, perlemakan hati, dan tumor pada hati.
 
Perubahan paling signifikan terjadi di usia 45–55 tahun, terutama pada aorta (pembuluh darah utama dari jantung), yang menunjukkan kerentanan paling tinggi terhadap penuaan. Perubahan berkelanjutan juga tampak pada pankreas dan limpa.
 
Untuk menguji hasilnya, para peneliti mengisolasi satu protein yang berkaitan dengan penuaan dari aorta tikus, lalu menyuntikkannya pada tikus muda. Hasilnya, tikus yang diberi protein tersebut mengalami penurunan kekuatan fisik, genggaman tangan lebih lemah, daya tahan menurun, keseimbangan dan koordinasi berkurang, serta muncul tanda-tanda penuaan pembuluh darah lebih cepat dibanding tikus normal.
 
Penelitian sebelumnya juga menemukan ada dua titik lain percepatan penuaan, yaitu sekitar usia 44 tahun dan 60 tahun. Hasil terbaru ini menunjukkan penuaan manusia adalah proses bertahap dan kompleks, melibatkan berbagai sistem tubuh di waktu berbeda. Memahami kapan dan bagaimana tiap bagian tubuh menua bisa membantu mengembangkan metode medis untuk memperlambat dampaknya.
 
“Studi ini sedang membangun peta lengkap protein pada berbagai jaringan tubuh selama 50 tahun proses penuaan manusia. Hal ini akan menjelaskan mekanisme ketidakseimbangan protein pada organ yang menua, serta mengungkap pola penuaan umum dan khusus tiap jaringan,” tulis para peneliti.
 
“Wawasan ini diharapkan dapat membantu pengembangan terapi khusus untuk melawan penuaan dan penyakit terkait usia, sehingga kesehatan lansia bisa lebih terjaga.” Sebelumnya, penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Cell. (Alfi Loya Zirga)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan