Ilustrasi lansia. DOK Freepik
Ilustrasi lansia. DOK Freepik

Penelitian Terbaru Temukan Sel Telur Manusia Punya Perlindungan Alami pada Penuaan

Renatha Swasty • 20 Agustus 2025 11:28
Jakarta: Sebuah penelitian terbaru menemukan sel telur manusia mempunyai perlindungan alami dari jenis penuaan tertentu. Studi mengungkap mitokondria dalam sel telur manusia tidak mengalami penumpukan mutasi DNA seiring bertambahnya usia dan berbeda dengan jaringan tubuh lainnya seperti darah dan air liur.
 
Melansir laman livescience.com, penelitian oleh tim ilmuwan internasional ini mengamati perbedaan mencolok pada DNA mitokondria (mtDNA) sel telur dibandingkan dengan jaringan tubuh manusia lainnya. Mitokondria berfungsi untuk pembangkit energi sel yang biasanya mengalami mutasi genetik seiring bertambahnya usia. Namun, penelitian menunjukkan sel telur manusia justru tidak mengalami penumpukan mutasi dalam rentang usia 20 hingga 42 tahun.
 
Dalam penelitian tersebut, para peneliti merekrut 22 wanita berusia 20 hingga 42 tahun yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF). Mereka menganalisis sampel darah, air liur, dan satu hingga lima oosit setiap peserta. Totalnya sebanyak 80 sel telur yang diperiksa.

Hasil dari penelitian ini, mitokondria dalam sel telur memiliki 17 hingga 24 kali lebih sedikit mutasi dibandingkan dengan mitokondria dalam darah dan air liur. Tingkat mutasi yang rendah itu tetap stabil. Jumlah mutasi dalam darah meningkat paling signifikan seiring usia, diikuti oleh air liur, sementara pada sel telur tidak ditemukan peningkatan signifikan.
 
Saat peneliti meneliti sedikit mutasi yang muncul pada sel telur, mereka menemukan mutasi tersebut lebih jarang mengenai DNA yang sebelumnya terkait dengan penyakit dibandingkan dengan mutasi yang ditemukan pada darah dan air liur.
 
Baca juga: Penelitian Ungkap Protein yang Bisa Menyebarkan Penuaan ke Seluruh Tubuh 

Menurut konsultan utama di TRT Consultancy Barcelona Spanyol, Filipo Zambelli, penelitian menunjukkan oosit manusia tidak mengalami penumpukan mutasi, meskipun seiring bertambahnya usia. Hal ini berbeda dengan jaringan tubuh lain seperti darah atau air liur.
 
“Berita baiknya yaitu berbeda dengan jaringan tubuh lain seperti darah atau air liur. Oosit manusia tidak mengalami penumpukan mutasi seiring bertambahnya usia, setidaknya antara usia 20 hingga 42,” kata Filippo Zambelli, konsultan utama di TRT Consultancy Barcelona, Spanyol kepada Science Media Centre.
 
Dia mengatakan mtDNA dalam oosit memiliki perlindungan alami terhadap penuaan serta potensi dampak negatifnya pada fungsi sel. “Ini menunjukkan bahwa mtDNA dalam oosit terlindungi dari penuaan dan dampak negatifnya terhadap fungsi sel,” ujar dia. 
 
Pemimpin kelompok riset di Johannes Kepler University Linz, Austria, Barbara Arbeithuber, menjelaskan penelitian ini memiliki keterbatasan karena sampel sel telur hanya berasal dari pasien IVF. Sehingga, rentang usia peserta terbatas pada mereka yang datang ke klinik tersebut.
 
“Ke depan akan menarik jika bisa menganalisis sel telur dari kelompok usia lebih muda dan lintas generasi dari ibu hingga anak,” jelasnya.
 
Saat ini, peneliti belum mengetahui bagaimana DNA mitokondria dalam sel telur tetap terjaga seiring waktu, sementara jaringan lain mengalami mutasi. “Ini masih menjadi pertanyaan terbuka,” kata Arbeithuber. (Bramcov Stivens Situmeang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan