Kantor BRIN. Humas BRIN
Kantor BRIN. Humas BRIN

Percepat Pengembangan Vaksin dan Penelitian Biodiversitas dengan CryoEM

Renatha Swasty • 15 Februari 2022 11:50
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berencana berinvestasi melalui perangkat CryoEM (Cryo Electron Microscopy). Perangkat ini ke depan menjadi perangkat utama untuk kegiatan riset prioritas di bidang bioteknologi, rekayasa molekuler, terutama riset medis dan kedokteran untuk mendapatkan informasi protein dan struktur protein kompleks dari suatu sampel biologis.
 
Plt Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat menyampaikan ada kebijakan program di BRIN yang dibutuhkan untuk mengakselerasi perkembangan riset untuk obat dan vaksin. Setiap negara mengandalkan dua faktor utama, yaitu aset human resources dan aset natural resources.
 
"Kedua aset ini penting dan merupakan kunci bagi kemajuan masing-masing negara. Dalam perkembangannya human resources akan mengembangkan teknologi bagaimana menggunakan natural resources,” kata Iman dikutip dari website brin.go.id, Selasa, 15 Februari 2022.

Dia menuturkan strategi BRIN mengelola riset dan inovasi terkait biodiversitas meliputi tiga poin, yaitu discovery (penemuan), utilizations (pemanfaatan), dan conservation (konservasi). Ketiga poin ini mendasari munculnya scientific collection.
 
"Yang saat ini disimpan di Kampus Cibinong sebagai fasilitas koleksi ilmiah Cibinong di antaranya Museum Zoologicum Bogoriense, Herbarium Bogoriensis, dan Indonesian Culture Collection,” ungkap Iman.
 
Iman menuturkan ada tiga koleksi keanekaragaman hayati, yaitu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Hal ini menjadi aset bagi pembangunan bangsa saat ini dan ke depan serta diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi.
 
"Tugas kita semua selaku periset dan perekayasa bagaimana mentransformasinya sehingga menghasilkan nilai ekonomi,” tutur Iman.
 
Dia memaparkan infrastruktur salah satu kunci penting mengembangkan penelitian. Infrastruktur tidak hanya berupa gedung tetapi fasilitas pendukung lainnya, yaitu alat yang memadai dan dapat bersaing, membangun SDM (capacity building), mengembangkan SDM yang dapat memahami, dan menguasai alat infrastruktur untuk tujuan mengembangkan akselerasi pengembangan obat dan vaksin dalam negeri.
 
“Ada skema yang sudah disiapkan oleh BRIN untuk mengakselerasi pengembangan SDM ini disertai dengan pendanaan riset yang memadai dan program yang mendukung," tutur Iman.
 
BRIN melalui Organisasi Ilmu Pengetahuan Hayati 2022 akan membangun 25 stasiun riset di seluruh Indonesia. "Kita akan bergerak bersama-sama tidak hanya para periset di BRIN tetapi bersinergi dengan periset lainnya di luar BRIN,” tutur Iman.
 
Iman menyebut BRIN juga akan melakukan langkah ekstrem, yaitu membangun tiga fasilitas BSL-3 (Biosafety Level 3), animal BSL-3, animal CGMP, dan pendukung BSL-2 untuk pra klinik dan pengembangan SDM serta alat-alat di dalamnya.

Penegmbangan vaksin

Plt Kepala Pusat Riset Biologi Molekular BRIN Wien Kusharyoto menyebut tantangan dalam desain vaksin berbasis struktur adalah preparasi sampel untuk memperoleh protein dengan karakteristik yang diinginkan. Dimulai dari desain protein dan DNA penyandi.
 
"Kemudian penentuan mutasi dan substitusi asam amino yang diperlukan untuk memperoleh kandidat antigen yang optimal: level ekspresi, stabilitas, immunogenisitas, dan pembuktian keamanan, immunogenesitas dan efikasi antigen melalui uji in vitro maupun in vivo,” papar Wien.
 
Senior Product Specialis, APA Pharma, Thermo Fisher Scientific, Ashihara Masamichi, menyampaikan CryoEM dapat membantu mempercepat pengembangan vaksin dan obat-obatan. Di antaranya analisis partikel tunggal memberikan wawasan struktural untuk penemuan obat berbasis struktur terutama dalam optimalisasi.
 
“CyroEM mempercepat pemahaman struktural tentang SARS-coV-2 dan pengembangan vaksin dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak mewabah. Cryo-Em tidak hanya untuk solusi struktural 3D, tetapi juga untuk metode kritis untuk kontrol kualitas virus vektor dan nano partikel lipid,” tutur dia.
 
General Manager of Cryo Electron Microscopy Facility, University of Wollongong, Australia, James Bouwer, menjelaskan pendekatan multi disiplin untuk kolaboratif big data dan alur kerja. Meliputi biologi, kimia, teknik, matematika, fisika, ilmu dasar, kesehatan dan kedokteran, perangkat lunak, industri, dan komputasi kinerja tinggi.
 
James juga memberikan informasi tentang pendidikan dan pelatihan dan layanan untuk ilmuwan CryoEM, infrastruktur komputasi kinerja tinggi, jaringan riset University of Wollongong, dan tantangan biologis.
 
BRIN diharapkan membuka peluang kerja sama global antara periset dalam negeri dan periset dari luar negeri di bidang bioteknologi, rekayasa molekuler, serta riset translasi dan inovasi di bidang kesehatan. Serta memberikan solusi terhadap ketahanan negara di bidang kesehatan serta menjawab permasalahan konservasi keanekaragaman hayati untuk pemulihan ekonomi nasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan