Lansia mengemudi. DOK Freepik
Lansia mengemudi. DOK Freepik

Kebiasaan Mengemudi Bisa Mengungkap Tanda Awal Penurunan Kognitif, Bahkan Risiko Alzheimer

Renatha Swasty • 05 Desember 2025 21:04
Jakarta: Tim peneliti dari Washington University di St Louis dapat mengidentifikasi masalah kognitif seseorang dari kebiasaan mengemudi. Bahkan, dari kebiasaan itu dapat terlihat risiko penyakit Alzheimer.
 
Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Neurology itu menemukan tanda-tanda awal penurunan kognitif dapat memengaruhi kebiasaan mengemudi. Sehingga, pilihan waktu dan rute perjalanan dapat menjadi indikator potensial kesehatan mental di masa depan.
 
Kecenderungan untuk mengemudi lebih jarang dan tetap pada rute yang familiar dapat menjadi pertanda kebutuhan intervensi dini bagi pengemudi yang berisiko mengalami kecelakaan lalu lintas di masa depan. Informasi tentang kebiasaan mengemudi pasien juga dapat membantu dalam diagnosis.

Penelitian tim menunjukkan dengan menambahkan data dari pelacak GPS ke tes usia dan memori standar, serta faktor demografis lainnya, para peneliti dapat mendeteksi penurunan kognitif pada individu dengan gangguan kognitif ringan (MCI) yang sudah ada sebelumnya dengan akurasi 87 persen.
 
“Identifikasi dini pengemudi lanjut usia yang berisiko mengalami kecelakaan merupakan prioritas kesehatan masyarakat, namun mengidentifikasi orang yang tidak aman berkendara merupakan tugas yang menantang dan memakan waktu,” kata peneliti neurologi Ganesh Babulal dikutip dari laman sciencealert.com, Jumat, 5 Desember 2025. 
 
“Kami menemukan bahwa dengan menggunakan perangkat pelacak data GPS, kami dapat menentukan dengan lebih akurat siapa yang mengalami masalah kognitif daripada hanya melihat faktor-faktor seperti usia, skor tes kognitif, dan apakah mereka memiliki faktor risiko genetik terkait penyakit Alzheimer.”
 
Para peneliti menganalisis data dari 56 individu yang telah didiagnosis dengan MCI (tahap awal penyakit Alzheimer). Ini dibandingkan dengan 242 orang dengan demografi serupa yang tidak memiliki masalah kognitif. Usia rata-rata semua peserta adalah 75 tahun.
 
Tim menganalisis pola mengemudi yang terekam secara otomatis oleh kendaraan sukarelawan selama periode studi hingga 40 bulan, bersama dengan hasil dari tes yang sudah teruji, termasuk tugas-tugas terkait memori, perhatian, dan fungsi eksekutif.
 
Setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, pendidikan, dan risiko genetik Alzheimer, kelompok dengan MCI menunjukkan perbedaan dalam pola mengemudi mereka seiring waktu. Mereka lebih jarang mengemudi, ke tempat-tempat yang lebih sedikit, melalui rute yang lebih sederhana, dan mengemudi dengan kecepatan lebih rendah.
 
Analisis data mengemudi mandiri berhasil mengidentifikasi individu dengan MCI dengan akurasi 82 persen. Meskipun, peneliti menyarankan sebagian hal ini disebabkan oleh regulasi diri yang cenderung terjadi seiring bertambahnya usia, hal ini juga berpotensi sebagai tanda awal penurunan kognitif.
 
“Menganalisis perilaku mengemudi sehari-hari seseorang adalah cara yang relatif mudah dan tidak mengganggu untuk memantau keterampilan kognitif dan kemampuan berfungsi seseorang,” kata Babulal.
 
Meskipun mudah untuk masuk ke mode autopilot saat mengemudi, terutama ketika telah berkendara selama bertahun-tahun, hal ini sebenarnya membutuhkan banyak daya otak dan koordinasi, yang merupakan salah satu alasan mengapa gangguan sangat berbahaya.
 
Para peneliti berencana menguji hipotesis mereka pada kelompok orang yang lebih besar dan beragam, sambil menambahkan data lain yang mungkin berperan, seperti jenis kendaraan, wilayah geografis, dan kondisi medis lainnya.
 
“Ini dapat membantu mengidentifikasi pengemudi yang berisiko lebih awal untuk intervensi dini, sebelum mereka mengalami kecelakaan atau insiden hampir kecelakaan, yang sering terjadi saat ini,” kata Babulal.  
 
“Tentu saja, kita juga perlu menghormati otonomi, privasi, dan pengambilan keputusan yang terinformasi orang, serta memastikan standar etika terpenuhi.”  

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan