Syariful menjelaskan, dengan memiliki waktu yang lebih lama, hal ini dapat mengurangi kerusakan tomat pada proses pascapanen. Bagi penjual, hal ini tentu saja menguntungkan. Penjual bisa menjual tomat lebih lama karena tidak mudah membusuk.
"Bagi konsumen, ketika beli tomat ini, tanpa disimpan di pendingin pun, dia bisa tahan simpan jika dibandingkan dengan tomat lain di ruang biasa," kata Syariful.
Tomat Tanpa Biji
Selain tomat tahan simpan, Syariful dan tim Faperta Unpad bekerja sama dengan University of Tsukuba juga tengah mengembangkan riset tomat tanpa biji. Ada alasan mengapa ia mengembangkan jenis tomat tersebut."Tomat tanpa biji kita kembangkan untuk mengatasi permasalahan budidaya tomat pada suhu tinggi," ungkapnya.
Baca: VNursLab, Laboratorium Keperawatan Virtual Inovasi Peneliti Unpad
Ia menjelaskan, pada suhu tinggi biasanya tomat akan terhambat proses pembentukan buahannya. Hal ini disebabkan adanya sterilitas dari polen atau serbuk sari yang menyebabkan gagalnya pembuahan, sehingga otomatis buah tidak akan terbentuk. "Akibatnya bisa menurunkan produksi," tambahnya,
Proses ini biasanya terjadi ketika tomat khususnya tomat Beef ditanam di dataran rendah atau daerah bersuhu tinggi. Karena itu, selama ini tomat Beef hanya bisa berproduksi secara optimal apabila ditanam di dataran tinggi yang bersuhu rendah.
Melalu riset yang dilakukan, Syariful dan tim mencoba melakukan rekayasa tanaman dan budidaya agar tomat beef yang biasa ditanam di dataran tinggi bisa dibudidayakan di daerah bersuhu tinggi. Tomat tanpa biji merupakan hasil rekayasa yang memungkinkan tomat bisa tumbuh tanpa proses pembuahan.