Dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Syariful Mubarok. Foto: Dok Humas Unpad.
Dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Syariful Mubarok. Foto: Dok Humas Unpad.

Dosen Unpad Kembangkan Tomat Tahan Simpan dan Tanpa Biji

Arga sumantri • 31 Desember 2021 08:05
Bandung: Budidaya tomat di Indonesia termasuk yang menjanjikan, tetapi memiliki banyak kendala. Satu di antaranya adalah buah yang tidak tahan simpan dan cepat busuk apabila disimpan dalam suhu ruang. Tomat yang tidak tahan lama bisa mengakibatkan kerugian bagi penjual ataupun konsumen.
 
Kondisi ini mendorong Dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Syariful Mubarok melakukan rekayasa genetika dan rekayasa budidaya terhadap tanaman tomat. Riset tersebut merupakan lanjutan dari hasil penelitian Syariful saat menempuh studi Doktor di University of Tsukuba Jepang 2013 silam.
 
Syariful bersama tim melakukan seleksi terhadap beberapa mutan yang mengalami mutasi pada gen SlETR atau gen yang berhubungan dengan fungsi kerja hormon etilen. Etilen merupakan hormon tumbuhan yang dapat mempercepat proses pematangan buah. Namun, jika tidak dikendalikan, etilen bisa mempercepat kerusakan pada buah.

Melalui riset yang dilakukan bersama tim dari University of Tsukuba, diperoleh beberapa mutan tomat yaitu Sletr1-1, Sletr1-2, Sletr4-1, dan Sletr5-1 yang kesemuanya kurang sensitif terhadap etilen. Syariful kemudian mencoba mengembangkan jenis hibridanya. Hasilnya, hibrida tomat mutan Sletr1-1 dan Sletr1-2 tersebut memiliki keunggulan karena memiliki ketahanan simpan buah lebih lama.
 
Baca: Mahasiswa ITS Sulap Limbah Jerami dan Lumpur Jadi Energi Listrik
 
Sukses di Jepang, para promotor memberikan keleluasaan bagi Syariful untuk mengembangkan riset tersebut di Indonesia. Setibanya di Tanah Air, Syariful kembali melanjutkan riset mengenai tomat tahan simpan tersebut untuk disesuaikan dengan kondisi iklim Indonesia.
 
"Untuk di Jepang, hibrida tomatnya mengalami peningkatan ketahanan simpan sampai 5 hari lebih lama," kata Syariful melansir siaran pers Unpad, Jumat, 31 Desember 2021.
 
Setelah dikembangkan lagi di Indonesia dengan menggunakan materi genetik yang sama, ia mendapati tomat yang lama simpan buahnya mencapai 8 hari untuk hibridanya dan 25 hari lebih lama untuk generasi NIL (Near Isogenic Line)-nya. Serta, nutrisi ataupun kualitas pascapanennya yang tidak ada perbedaan.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan