Dosen Departemen Arkeologi, FIB UI, Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi. Foto: UI
Dosen Departemen Arkeologi, FIB UI, Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi. Foto: UI

Masa Depan Arkeologi Indonesia: Anak dan Gambar Cadas Jadi Fokus Kajian Baru

Citra Larasati • 24 Mei 2025 10:38
Jakarta:  Kajian arkeologi di Indonesia kini semakin dinamis dan inklusif, dengan fokus yang meluas ke aspek-aspek yang sebelumnya kurang diperhatikan.  Seperti peran anak-anak dalam masyarakat masa lalu dan interpretasi gambar cadas yang lebih mendalam.
 
Pendekatan-pendekatan baru ini tidak hanya memperkaya ilmu arkeologi, tetapi juga memperkuat relevansi ilmu ini dalam konteks sosial dan budaya modern. Dengan dukungan akademisi dan masyarakat, masa depan kajian arkeologi di Indonesia tampak cerah dan penuh potensi untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi penting bagi pemahaman sejarah dan identitas bangsa.
 
Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menggelar Ceramah Umum yang membahas masa depan kajian arkeologi di Indonesia, khususnya terkait kajian arkeologi anak dan gambar cadas. Acara yang berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Auditorium Gedung IV FIB UI ini menghadirkan dua pembicara utama, Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi dan Karina Arifin, Ph.D., yang keduanya memasuki masa purnabakti sebagai pengajar di departemen tersebut.

Wanny Rahardjo Wahyudi memaparkan, kajian arkeologi anak merupakan bidang yang terus berkembang sebagai respons terhadap kecenderungan arkeologi tradisional yang selama ini lebih fokus pada kehidupan orang dewasa dan struktur sosial makro. "Selama ini, anak-anak dalam masyarakat masa lalu sering kali diabaikan dan dianggap hanya sebagai penerima nilai budaya tanpa peran aktif," kata Wanny dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu, 24 Mei 2025.
 
Baca juga: Arkeolog Temukan Jasad Prajurit dari Zaman Romawi Kuno Saat Gali Benteng di Spanyol

Namun, dengan pendekatan postprosesual dan kajian gender, pandangan tersebut mulai bergeser. Anak-anak kini dipahami sebagai agen aktif yang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat masa lalu.
 
"Kajian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana anak-anak turut membentuk budaya dan tradisi, sehingga memperkaya pemahaman tentang masyarakat kuno," kata Wanny.

Pendekatan Baru

Sementara itu, Karina Arifin yang dikenal luas atas penelitiannya mengenai gambar cadas di Indonesia, memperkenalkan pendekatan baru dalam menginterpretasikan gambar cadas. Pendekatan ini melibatkan metode neuropsikologi dan penghitungan digit ratio 2D:4D, yang memungkinkan interpretasi gambar cadas tidak hanya berdasarkan bentuk visual, tetapi juga sebagai metafora yang menggambarkan karakteristik psikologis dan sosial.
 
Pendekatan saintifik ini memberikan narasi pembanding yang lebih kaya dan mendalam, memperluas makna gambar cadas dari sekadar artefak visual menjadi sumber informasi yang kompleks tentang kehidupan dan budaya masa lalu.
 
Acara ini dibuka oleh Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumayoso, yang menekankan pentingnya kontribusi ilmu arkeologi dalam menjaga eksistensi budaya dan identitas bangsa serta kemajuan ilmu pengetahuan di fakultas tersebut.
 
Baca juga:  Temuan Baru dari Suku Aché Utara: Lagu dan Tarian Mungkin Bukan Sifat Universal Manusia

Ketua Departemen Arkeologi FIB UI, Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana menjelaskan, Ceramah Umum ini merupakan tradisi yang diselenggarakan saat dosen memasuki masa purnabakti. Selain sebagai penghormatan atas karir dosen, acara ini juga menjadi sarana berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan keilmuan kepada dosen aktif, mahasiswa, alumni, peneliti, dan masyarakat luas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan