Robert menjelaskan, adanya
Human Machine Interface (HMI) yang ada di
control room berfungsi bagi tenaga medis atau operator terkait untuk dapat melakukan pengendalian dan monitoring kondisi bangunan kontainer. Baik temperatur, kelembaban, pencahayaan, penggunaan energi, maupun monitoring kondisi pasien.
"Selain di ruang kontrol, pihak rumah sakit dapat melakukan monitoring kondisi bangunan dan info pasien melalui aplikasi yang dihubungkan secara langsung dengan gawai terkait." papar mahasiswa yang juga menjadi anggota Tim Barunastra ITS ini.
Kelebihan lain dari rumah sakit kontainer ini, kata Robert, yaitu rancangannya lebih concern ke pembatasan fisik dengan penggunaan
isolation box dalam kamar pasien. Rumah sakit ini juga dilengkapi teknologi
smart system yang mengandalkan sensor dan alat medis yang dipasang baik pada pasien maupun bangunan kontainer.
"Sehingga cukup mudah dalam melakukan pengawasan dan penanganan pasien melalui
control room maupun aplikasi di gawai," ungkapnya.
Baca:
Relawan Uji Klinis Berhak Mundur di Tengah Penelitian
Namun, Robert menyebutkan, ada beberapa kendala saat merancang
container hospital ini. Salah satunya, tim sulit untuk berkomunikasi dan hanya mengandalkan aplikasi konferensi video karena kondisi pandemi. Untungnya, ada beberapa anggota yang kebetulan sedang di Surabaya dan bisa berkoordinasi secara langsung.
"Paling sering secara keseluruhan kami tetap menggunakan sistem daring untuk berdiskusi," tuturnya.