GREEN FAST IPB merupakan inovasi produk industri kreatif fashion ramah lingkungan berbasis biomass, yakni tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Produk ini juga rendah emisi karena bahan baku yang digunakan adalah biomass sawit yang diproduksi tanpa bahan kimia serta memiliki nilai ekonomi dan harga bersaing di pasar.
Rektor IPB University, Arif Satria, mengatakan produk agromaritim tidak hanya berbicara soal pangan tetapi juga soal biomaterial. Dia menyebut masa depan sangat ditentukan oleh riset-riset bidang biomaterial.
"Baju yang selama ini kita kenal berasal dari kapas, sekarang sudah bisa dibuat dari limbah sawit," ujar Arif saat acara launching di IPB International Convention Center (IICC) dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Juni 2023.
Arif menuturkan green fashion semakin memperkuat sirkular ekonomi, bahwa seluruh limbah dari berbagai produk perkebunan sudah bisa diolah untuk berbagai hal. Seperti limbah kelapa sawit yang bisa dibuat untuk helm, rompi anti peluru, dan produksi gula.
“Hal ini tentunya bisa menjadi inspirasi bagi temuan-temuan berikutnya di kemudian hari. IPB University akan terus menyemangati inovator untuk bisa memproduksi karyanya guna mendukung kemajuan bangsa Indonesia,” ungkap dia.
Adapun, inovasi Oil Palm Identification Based on Machine Learning (OPTIMAL) IPB dikembangkan sebagai model pemetaan berbasis objek, dalam hal ini tegakan pohon kelapa sawit. Inovasi ini mampu mendeteksi objek kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi berbasis pada model deep learning.
OPTIMAL IPB dapat dimanfaatkan untuk memetakan perkebunan sawit rakyat di seluruh Indonesia. Gubernur Provinsi Jambi, Al Haris, mengatakan dengan ketiadaan peta perkebunan kelapa sawit rakyat menyebabkan upaya pemerintah mendorong perbaikan budi daya perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi tidak efektif.
"Model pemetaan yang saat ini dikembangkan oleh IPB University melalui riset yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sangat potensial untuk menjawab kebutuhan ini, sehingga program-program Pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan daya saing produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan secara efektif dan efisien," tutur dia.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Heru Tri Widarto, mengungkapkan karakteristik sawit rakyat memiliki ciri-ciri menyebar, kecil, tidak merata, dan jauh dari akses. Dia menilai OPTIMAL IPB dapat dimanfaatkan untuk pendataan sawit rakyat agar lebih presisi dan terencana.
Sehingga, Kementan dapat memaksimalkan serapan kegiatan peremajaan sawit rakyat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Inovasi yang juga diluncurkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kinerja dan Penguatan Kelembagaan Rantai Pasok Sawit (SIPESAT) IPB. Sistem informasi ini bermanfaat untuk penilaian kinerja dan penguatan kelembagaan rantai pasok kelapa sawit petani swadaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan industri 4.0, kinerja dan kelembagaan rantai pasok perlu diimplementasikan dalam suatu sistem yang adaptif yang mampu menjangkau semua aktor dalam rantai pasok.
Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Wisnu S Soenarso, berharap IPB University, Kementan RI, dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi selaku mitra dapat konsisten memaksimalkan produk hasil riset ini sebagai peningkatan kebijakan tata kelola pengelolaan sawit ke depan.
Baca juga: Nilai Kinerja dan Kuatkan Kelembagaan Rantai Pasok Sawit, IPB Luncurkan SIPESAT |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News