Sri menjelaskan JPM sebagai alat pengukur daya penyangga berbasis sistem digital terintegrasi sangat dibutuhkan dalam program latihan olahraga. Hal itu untuk membantu evaluasi program kondisi fisik daya dukung atlet.
“Peran iptek sangatlah penting dalam memajukan olahraga suatu bangsa. Negara dengan iptek olahraganya yang maju pasti diikuti dengan prestasi olahraga yang maju pula,” kata Sri dikutip dari laman uns.ac.id, Kamis, 12 Januari 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia memaparkan JPM berbasis sistem digital terintegrasi perangkat elektronik dan mekanik yang terdiri dari dua bagian besar. Main box controller sebagai pusat komponen dan sistem elektronik serta plateform sebagai dasar melakukan loncatan vertikal sekaligus sebagai alat untuk mengukur berat badan.
“Kedua bagian besar ini dihubungkan dengan kabel untuk mengirimkan data berat badan ke main box controller. Setelah data diproses secara sistem terintegrasi dengan rumus yang sudah ditentukan, seluruh hasil pengukuran yang meliputi berat badan, tinggi loncatan, waktu loncatan, power dalam satuan Kg.m/sec. dan Watt akan terlihat pada display,” jelas Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahragan itu.
Dia mengatakan JPM memiliki banyak keunggulan dan biaya produksi terjangkau. Sehingga, dapat diproduksi massal untuk mengembangkan iptek olahraga Indonesia.
“JPM sebagai hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembinaan atlet berbagai cabang olahraga sehingga dapat memajukan olahraga nasional,” papar dia.
Promotor dalam Ujian Disertasi ini, yakni Prof Dr Sugiyanto sebagai Promotor, Ko Promotor 1 Prof Dr Agus Kristiyanto MPd, dan Ko Promotor Dr Eng Risa Suryana SSi MSi.
Baca juga: Profesor UNS Patenkan 'Bimantara dan Abhipraya', Motif Batik Khas Sragen |