Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Pakar UGM Ingatkan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Defisit Air

Arga sumantri • 26 Maret 2021 07:01
Yogyakarta: Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunjoto Kusumosanyoto menyebut sejumlah daerah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah mengalami defisit ketersediaan air. Kondisi ini telah terjadi sejak 1980-an dan memerlukan upaya penanganan segera untuk memastikan ketersediaan air bagi generasi mendatang.
 
"Di Indonesia yang mulai defisit air Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Memang tidak seluruhnya, tapi faktanya defisit saat ini sudah sangat besar," kata Sunjoto mengutip siaran pers UGM, Jumat, 26 Maret 2021.
 
Ia menerangkan ketersediaan air yang dimaksud adalah kebutuhan air untuk hidup. Di Indonesia, besarannya dihitung antara 1.500 - 2.000 liter per hari per kapita.

Baca: Epidemiolog Unair: Strain B117 Berpotensi Tingkatkan Kasus di Klaster Keluarga
 
Kebutuhan ini, kata dia, bukan hanya meliputi kebutuhan air domestik rumah tangga untuk makan, minum, mandi, dan mencuci, tetapi juga kebutuhan lainnya seperti untuk pertanian dan peternakan sebagai industri penyedia sumber makanan.
 
Sunjoto menambahkan, Papua menjadi salah satu daerah dengan surplus air yang paling besar. Sebab, memiliki wilayah yang luas dan curah hujan yang tertinggi serta jumlah penduduk yang relatif sedikit.
 
Sementara itu, Pulau Jawa dan Bali sebenarnya memiliki curah hujan yang tinggi, tidak seperti Nusa Tenggara yang cenderung memiliki curah hujan rendah. Namun mengalami defisit air karena kepadatan penduduk cukup tinggi.
 
"Ini yang perlu mendapat perhatian lebih, meskipun tidak berarti yang di pulau-pulau lainnya tidak perlu diperhatikan juga," ungkapnya.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan