Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Riset UGM: Banyak Masyarakat Percaya Teori Konspirasi Soal Vaksin Covid-19

Arga sumantri • 24 Maret 2021 16:09

Menurutnya, mayoritas masyarakat masih percaya dengan teori konspirasi elite global yang menyatakan bahwa vaksin covid-19 dibuat demi keuntungan korporasi farmasi, ataupun untuk memasukan microchip dalam tubuh manusia.
 
"Belum lagi ada masyarakat Indonesia juga masih percaya dengan paparan informasi hoaks bila kesembuhan pasien bisa dengan kalung anti covid-19," ucapnya.
 
Dalam penelitiannya, Amelinda mengatakan informasi media sosial sangat berpengaruh terhadap opini masyarakat Indonesia. Terlepas dari latar belakang yang dimiliki, masih saja terdapat masyarakat yang terpapar pusaran berita palsu ataupun teori konspirasi yang beredar di sosial media.

Baca: Epidemiolog Unair: Strain B117 Berpotensi Tingkatkan Kasus di Klaster Keluarga
 
Dalam penelitian yang terkait analisis teks media sosial, sebaran hoaks dan konspirasi terkait covid-19, CfDS juga melakukan analisis yang mendalam dengan memanfaatkan data dari cuitan dan postingan warganet di berbagai platform sosial media. 
 
Peneliti CfDS lainnya, Iradat Wirid menyebut dari pengambilan data sejak Maret 2020-Februari 2021 terdapat lebih dari 18.400 cuitan di Twitter yang memuat 'Tolak Vaksin' atau 'Anti Vaksin'.
 
Bersamaan dengan unggahan masyarakat tersebut, katanya, lebih dari 1.000 cuitan merujuk pada bantahan terhadap penolakan vaksin covid-19 Sinovac. Sementara lebih dari 4.000 cuitan mengandung kata 'PDIP', 'rakyat', 'PKI' dan 'Pemerintah' sebagai bentuk penolakan balik unggahan Anggota DPR Ribka Tjiptaning yang tidak mendukung vaksin covid-19.
 
"Sama halnya pada platform berbagi video Youtube, terdapat 11 video teratas yang membahas mengenai penolakan Ribka Tjiptaning, dengan penonton lebih dari 13 juta pengguna dan 62.000 komentar," ungkapnya.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan